#

Aku Harus Bagaimana Ya Allah

10 comments

peluk aku ya allah aku lelah
Roda kehidupan akan terus berputar sebagaimana ketetapan-Nya. Tidak jarang orang merasa hidupnya terasa sangat menyesakkan, lalu bertanya-tanya, "Aku harus bagaimana ya Allah?"

Mungkin sesekali Anda juga mengeluh dengan berkata, "Ya Allah aku lelah aku ingin pulang." Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ujian di dunia ini akan banyak menguras energi Anda.

Bagi Anda yang suka dipeluk, mungkin Anda akan mengadu kepada Allah dengan berkata, "Peluk aku ya Allah aku lelah". Kondisi semacam ini adalah sesuatu yang wajar. Pasalnya, layaknya manusia biasa, Anda tentu pernah mengalami up and down.

Jika Anda pernah mengikuti Kelas Online berjudul Ego Yang Melelahkanku pada Bulan Mei, dengan pembicaranya adalah Bunda Aniqq, maka semua keluh kesah itu perlahan terjawab. Lingkaran kesenangan yang selama ini banyak dikejar oleh orang-orang, satu per satu mulai terurai dari penjelasan Bunda Aniqq.

Keadaan Saat Ini

Teknologi berkembang dengan begitu cepat, hal ini membuat penduduk dunia saling berlomba-lomba untuk menjadi yang paling up to date. Yang paling cepat mengikuti trend dianggap paling asik dan baik.

Namun faktanya, ada hal yang harus dievaluasi dari semua itu. Alih-alih ingin terlihat produktif, padahal yang dilakukan justru hal-hal yang tidak bermanfaat. Padahal seseorang bisa tetap produktif meskipun tidak melakukan banyak aktivitas fisik.

Contoh sederhananya, Vie tetap akan dikatakan produktif ketika melamunnya Anda itu menghasilkan insight tertentu. Pasalnya, produktif bukan tentang sebanyak apa aktivitas Anda. Produktif itu saat Anda bisa menghasilkan sesuatu hal yang bermanfaat.

Produktif harus didasari dengan pemahaman yang menyeluruh, karena ia berkaitan dengan jasmani, rohani, lingkungan, dan lain sebagainya.

Apa yang Harus Anda Lakukan?

Saat diberi berbagai ujian, cobalah untuk mengambil jeda. Perlu dipahami bahwa ujian itu bisa berupa kenikmatan dan musibah. Lalu, cobalah untuk melakukan beberapa hal berikut.

1. Menerima Diri Sendiri

Pernahkah Anda merenungi perjalanan hidup yang telah dilalui sampai saat ini? Apakah pernah merasa bahwa yang selama ini dicari adalah pengakuan dari orang lain?

Seringkali manusia tidak menyadari bahwa ia belum bisa menerima dirinya dan mengharapkan pengakuan dari orang lain. Itulah sebabnya mengapa ada orang yang belum siap menikah tapi tetap memaksakan untuk segera melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Tanpa disadari, hal semacam ini membuat Anda menyerahkan diri kepada orang lain. Seharusnya, Anda bisa menjadi individu merdeka yang berhak untuk memilah dan memilih, tanpa perlu merasa dikucilkan atau dilabeli sebagai orang aneh.

2. Pilih Teman

Sebagaimana hidup, soal teman atau apapun itu, Anda tetap perlu memilah dan memilih yang terbaik. Orang-orang terpilih itu akan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan Anda.
Anda perlu memberi jeda untuk menjaga keseimbangan atas setiap tindakan. Beraktivitas terlalu cepat berpotensi membuat seseorang berjalan menjauh dari dirinya sendiri.
Pada umumnya, orang akan merasa nyaman saat berada pada circle pertemanan yang satu frekuensi dengannya. Vie harus mempunyai prinsip agar tidak mudah terombang-ambing dengan argumen yang datang dari luar.

3. Tidak Asal Ikut Trend

Mengikuti trend akan membuat Anda terlihat kekinian, tapi pernahkah coba merenungi hal ini? Sebenarnya, saat Anda sembarang mengikuti trend, maka akan lebih mudah merasa insecure.

Pasalnya, dengan mengikuti trend maka akan lebih mudah untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Disamping itu, Anda juga bisa dibuat seakan-akan menyerahkan keputusan yang seharusnya diambil secara merdeka menjadi mempersilahkan orang lain untuk terus membuat keputusan atas hidup Anda.
peluk aku ya allah aku lelah

4. Pahami Orientasi Bahagia yang Sesungguhnya

Kebahagiaan sering menjadi perbincangan yang memiliki banyak pemahaman. Namun, tidak jarang pula yang mendewakan lingkaran kebahagiaan semu.

Sebagai contohnya yaitu lingkaran kebahagiaan yang didapat saat Anda seolah-olah sedang melakukan kebaikan, padahal sebenarnya tanpa disadari sedang mengejar pengakuan dari orang lain. Contoh lingkaran kebahagiaan semu lainnya yaitu saat Anda merasa bahagia dengan scrolling konten yang ada di tiktok.
Sebenarnya, pada saat itu juga Anda sedang membuang waktu dan mental secara sia-sia. Tayangan video tiktok dengan emosi yang acak, secara tidak langsung telah mengombang-ambingkan mental Anda dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Apabila hal tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang lama, maka ia berpotensi membuat seseorang menjadi bipolar. Saat ini konten yang dibumbui candaan menjadi tayangan favorit bagi kebanyakan orang.

Mereka lebih memilih konten syarat akan candaan karena orientasinya adalah bahagia dan menolak kesedihan. Padahal perasaan sedih, takut, cemas, bahagia, dan bangga itu perlu untuk Anda terima.
Maka dari itu, seharusnya informasi yang diterima itu sebaiknya dipilah terlebih dahulu. Setelah itu Anda yang menetukan, apakah akan dikunyah dan ditelan atau tidak.

5. Menyadari Bahan Bakar yang Digunakan

Manusia hanya hidup sekejap waktu saja di dunia. Keterbatasan waktu yang dimiliki seharusnya bisa dijadikan motivasi untuk melakukan hal terbaik.
Jadi, Vie harus memahami bahwa yang menggerakkan suatu individu atau bahan bakarnya manusia adalah niat. Ketika menggunakan bahan bakar yang salah, maka seseorang akan cenderung membuat mentalnya menjadi tidak sehat.
Ciri mental yang tidak sehat yaitu mudah tersinggung, mudah marah karena mencari pengakuan, dan mudah patah hati. Manusia bergerak berdasarkan motifasi yang berlandaskan kepada bahan bakar utamanya.
Pentingnya memilih bahan bakar yang akan digunakan akan menentukan kehidupan berikutnya. Jangan sampai Anda seolah melakukan kebaikan, namun kenyataannya Anda justru menjauh dari kebaikan itu sendiri.
Tidak jarang pula seseorang mengemas dengan kemasan kebaikan, akan tetapi yang ada di dalam hati justru bukan kebaikan dan membuat orang lain tersinggung. Terlebih lagi saat bahan bakarnya adalah dendam, ia akan menjadi kebocoran bahan bakar atas dirinya.
Rasulullah SAW tidak mudah marah ataupun membalas suatu keburukan, karena bahan bakar yang digunakan adalah niat lurus karena Allah SWT. Lain halnya dengan manusia yang sering kali bahan bakarnya disusupi oleh ego untuk terlihat baik.
Pada dasarnya, tugas manusia itu untuk melakukan kebaikan, namun kebanyakan justru hanya ingin terlihat baik di mata orang lain. Sebagai latihan, Anda bisa merenungkan dan mengkaji terlebih dahulu saat akan memposting konten di sosial media.

Tanyakan ke diri sendiri tentang niat apa yang ada di dalamnya. Allah SWT telah memberikan rasa kasih sayang agar tetap human being, namun seiring berjalannya waktu, manusia lebih suka memberi makan egonya agar dipuji dan dibilang hebat.

6. Tetapkan Target atau Tujuan

Aware dengan cara selalu menyadari lalu lintas gerak hati akan membuat Vie sadar diri tentang bahan bakar yang digunakan. Dengan begitu Anda akan lebih terampil dalam mengenali bahan bakar yang akan digunakan.

Adakalanya target dan tujuan yang ingin dicapai membuat Anda stres. Stres boleh dirasakan, maksimal 8 jam per hari. Setelah itu, izinkanlah diri Anda untuk menikmati hari.
Apabila merasakan adanya kondisi batin ataupun fisik yang sedang kelelahan, berilah ruang kepada diri sendiri untuk menyalurkan sampah batin tersebut dengan cara terbaik.

7. Tetapkan Skala Prioritas

Sadarkah Anda bahwa saat ini manusia dituntut oleh zaman agar serba cepat? Dengan situasi dan kondisi semacam ini, sebaiknya Vie harus memiliki kemampuan untuk melambat, lebih rileks, dan tidak terbawa lingkungan.
Saat Vie mengizinkan segala sesuatu dilakukan terlalu cepat, maka Anda akan menjadi reaktif dan berfikir pendek. Manusia diciptakan sebagai makhluk dinamis agar dapat melihat setiap proses yang ada di hidupnya.

Terburu-buru adalah sifat setan yang bisa menghilangkan keberkahan. Vie harus berlatih untuk sadar ego dan bahan bakar, serta menyengaja melambat. Dengan begitu, Anda bisa menikmati proses pemulihan dan menjadi lebih baik setiap saatnya.
Saat Vie menyengaja melambat, akan ada lebih banyak hikmah dan ilmu yang Allah SWT berikan. Pasalnya, merasa paling menderita, merasa tidak puas meski sudah didengar, semua itu adalah ego. Dan jika tidak menyadari akan keberadaannya, maka Anda akan terbakar oleh ego.

8. Me Time

Roller coaster kehidupan memang penuh kejutan, tidak ada yang pernah tahu apa yang akan terjadi di waktu mendatang. Luangkanlah waktu untuk menyapa dan merawat diri Anda sendiri.

Terutama ketika Anda sudah mulai merasa penat dan sesak dengan kondisi yang ada. Me time barang beberapa menit untuk mengembalikan kondisi ke posisi netral akan lebih baik dari pada memaksakan untuk menuntaskan segala sesuatunya saat itu juga.

9. Berdo'a

Senjata umat muslim adalah do'a. Tentunya do'a yang dipanjatkan juga diimbangi dengan usaha terbaik. Sehingga ada ikhtiar yang dilakukan beriringan dengan do'a tersebut.

Vie bisa menyampaikan apa yang ingin diceritakan dengan bebas kepada Allah SWT. Mengakui betapa lelahnya dengan lalu lintas ego yang berlalu-lalang, ego-ego yang ingin selalu tampak, bahkan sampai mengakui adanya kebocoran energi yang selama ini terjadi.

Setelah itu, sampaikan pula rasa syukur dan harapan-harapan yang diinginkan. Apa yang dianggap tidak mungkin oleh manusia, bisa dengan mudah Allah SWT wujudkan. Dan percayalah bahwa apapun yang terjadi pada hidup Vie saat ini adalah hal terbaik yang Allah SWT izinkan.

Semoga pertanyaan, "Aku harus bagaimana ya Allah" bisa terjawab dengan uraian penjelasan dari Bunda Aniqq pada webinar bulan Mei 2023. Update informasi terbaru tentang kelas-kelas persembahan dari Bubby bisa langsung klik di menu Kelas Bubby.








Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

10 comments

  1. Bila ditimpa ujian kembalilah untuk meyakini bahwa ujian itu menjadi sarana kita kembali mendekat kepada Allah. Bila dengan ujian pun kita tak mendekat kepada Allah, dengan apalagi Allah memanggil kita agar mendengar seruanNya

    ReplyDelete
  2. Kalau buka tiktok, bunda Aniq selalu muncul di timeline aku lho. Ya Allah penjelasannya tuh langsung nyess di hati. Pengen banget bisa ikutan webinar bunda Aniq. Cuma belum nemu jadwal yang pas.
    Setiap tulisan itu pasti menemukan pembacanya. Udah dua kali baca artikel ini, dan selalu dapat insight berbeda tiap bacanya. Sebuah semangat baru. Terima kasih sudah sharing mbak.

    ReplyDelete
  3. Bukan suatu kebetulan artikel ini bisa saya baca saat ini. Saya memang sedang merasa tidak baik-baik saja dan dari tulisan ini saya jadi sadar mungkin hal itu dikarenakan mental saya bermasalah. Terima kasih, Mbak, untuk pencerahannya.

    ReplyDelete
  4. Kalau lagi dalam kondisi bingung tuh emang kata yg sering terucap adahal harus gimana lagi yaa Allah, merasa berat bgt masalah. Padahal dengan menerima diri dan keadaan Insya Allah ya hati jadi lebih tenang karena ada Allah ❤️

    ReplyDelete
  5. Ujian bisa menjadi pertanda Allah masih sayang pada kita, sebagai manusia beragama harus meyakini itu, terima kasih mbak, artikelnya inspiratif sekali.

    ReplyDelete
  6. sangat setuju sekali mbak, yg prtama kita perlu menerima, memilih teman (lingkungan) yg sehat dn supportive, dan tak lupa juga selalu mendekat dan meminta petunjuk Allah SWT, pernah membaca bahwa takdir terbaik adalah takdir yang sedang dijalani,,,smngat untuk kita semua..aamiin

    ReplyDelete
  7. Waktu buka link tiktoknya kaya ga asing ternyata sering muncul di fyp-ku. Memilih teman tuh emang beneran berpengaruh sama kehidupan kita ya. Semoga kita selalu diberi lingkungan yang selalu mengarahkan kita ke hal yang positif

    ReplyDelete
  8. Aku sekarang lebih milih menyaring teman, trus menjauh dari teman atau keluarga yang mungkin bikin nggak nyaman. Setidaknya menyelamatkan kesehatan mentalku ini.

    ReplyDelete
  9. Sepakat mbak, menerima diri sendiri dengan segala plus minusnya akan membuat kita merasa lebih baik, pemilihan teman juga penting lo, karena lingkungan juga banyak memengaruhi kehidupan kita, terima kasih sharingnya ya

    ReplyDelete
  10. Senenagya bisa ikutan kelas menajemen diri gini. Jadi bisa release gitu ya. Aku pas habis dapat workshop mini manajemen marah juga plong. Emang manusiawi ada di titik capek. Lelah ..terus bilang, "aku harus bagaimana?"

    ReplyDelete

Post a Comment