#

Sibling Rivalry adalah Soal Ego? Lalu Bagaimana?

Post a Comment
apa arti sibling rivalry

Saat ini istilah sibling rivalry adalah hal yang sudah umum digunakan oleh masyarakat Indonesia. Umumnya hal ini akan tertuju pada sibling rivalry yang dialami oleh anak usia dini. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa sibling rivalry juga dialami oleh orang dewasa.

Benarkah Sibling Rivalry adalah Soal Ego?

Mungkin Anda sempat bertanya-tanya, sebenarnya apa yang dimaksud dengan sibling rivalry? Benarkah dia tentang ego? Jadi, sibling rivalry adalah konflik kecemburuan yang berawal karena adanya ego. Jadi jawabannya adalah benar bahwasanya sibling rivalry erat kaitannya dengan ego.

Vie pernah merasa cemburu? Secemburunya orang dewasa itu seharusnya akan jauh lebih bisa disadari dan dikendalikan dibandingkan anak balita. Anak balita cenderung memiliki kosa rasa dan kosa kata yang lebih sedikit dari pada orang dewasa.

Hal ini menjadi salah satu penyebab kenapa mereka tidak tahu bagaimana cara menyampaikan rasa cemburunya. Lain halnya dengan Vie yang sudah memiliki pemahaman lebih banyak mengenai kosa rasa dan kosa kata.

Mungkin jika Vie berada pada posisi ini di lingkungan kerja, Anda dan semua partner akan lebih memilih sepakat untuk menyampaikan rasa cemburu (iri) , mulai dari yang sifatnya candaan belaka sampai yang benar-benar real adanya. Mengungkapkan apa yang membuat cemburu, cara menghadapi masing-masing pribadi, dan apa yang sebenarnya diinginkan juga mungkin akan lebih dipilih untuk diutarakan oleh Anda yang notabene sudah dewasa.

Vie dan para partner yang berasal dari pulau dan agama yang beragam tentu memiliki budaya berbeda. Tapi ketika Vie dan para partner sudah menyepakati di awal, maka hal itu akan memudahkan masing-masing pribadi dalam berekspresi, baik itu ekspresi bahagia, canda, marah, ingin sendiri, malas bicara, ngambek, dll.

Namun lain halnya dengan anak-anak. Anak-anak membutuhkan orang tua amanah yang mau dan mampu mengarahkannya sesuai fitrahnya. Agar tidak menjadi orang tua yang khianat, maka Vie harus mau belajar.

Saat Vie tidak mau belajar, hal ini beresiko membuat Anda melakukan malpraktik. Islam adalah agama profesional yang menyuruh umatnya juga profesional dalam setiap hal. Ingat Vie, saat suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya dan tidak memahami ilmunya, maka tunggulah kehancurannya.

Jika Vie sudah mau belajar bersyukurlah, tapi jangan sampai hal ini membuat Anda selalu merasa paling benar. Jangan pula menghakimi seseorang yang belum mau belajar atau berbeda preferensi dengan Vie. Bisa jadi mereka pun ingin belajar terus, akan tetapi memang saat itu belum diizinkan oleh Allah SWT.

Kelas Siblings Rivalry

Pembahasan sibling rivalry yang lebih fokus membahas dalam lingkup anak-anak ini terinspirasi dari salah satu kelas yang diadakan oleh Kelas Bubby. Kelas Bubby mengadakan zoominar yang berjudul Siblings Rivalry, dengan Ustadz Bendri Jaisyurrahman sebagai narasumbernya. Berikut ini biodata singkat dari Beliau.

Nama: Ustadz Bendri Jaisyurrahman

Alamat: Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur

Status: Menikah (1 istri 5 anak)

Motto: Senyum, semangat, dan tulus serta yakinlah Allah mencintaimu meski kamu tak harapkan cinta-Nya.

Twitter/Instagram: @ajobendri

Channel Youtube: Langkah Kita

Konflik Horizintal

Sibling rivalry merupakan konflik yang biasanya terjadi diantara anak-anak dengan jarak kelahiran yang berdekatan. Ketika konflik terjadi dan orang tua tidak mampu menyikapinya dengan baik, maka kemungkinan akan ada yang dikorbankan.

Menurut Vie, konflik itu baik atau buruk? Konflik sebenarnya bukan hal yang melulu buruk. Pasalnya perlu dipahami bahwa konflik adalah suatu keniscayaan. Bahkan ia bisa menjadi indikator keakraban.

bahaya konflik pada anak

Orang-orang yang akrab akan merasa lebih nyaman dalam mengekspresikan dirinya secara spontan. Sehingga semakin akrab atau semakin saling mencintainya seseorang, berpeluang menjadikan hilangnya adab diantara mereka. Misal suami istri yang berbalas canda lewat buang angin.

Ketika konflik berawal dari luka yang tidak dapat diprediksi ini berubah jadi dendam, maka sikap orang tua yang tidak dalam kondisi membela pun bisa saja dipahami sebagai hal yang membuat anak merasakan kebencian.

Ngalah

Konflik jangka panjang terjadi saat anak tidak diberikan haknya. Vie mungkin sering mendengar orang-orang yang menggunakan kata ngalah saat menghadapi anak-anak. Pada umumnya anak yang lebih tua usianya lebih sering diminta untuk mengalah dengan adiknya.


 Itulah sebabnya kenapa terkadang ditemui anak pertama yang prestasinya tidak sebaik adik-adiknya. Salah satunya yaitu karena mereka sudah dikondisikan oleh orang tua dan lingkungannya untuk mengalah. Yang mana ini merupakan bentuk praktik kedzaliman yang dilakukan oleh orang tuanya. Agar tidak dzalim kepada anak, orang tua harus bisa memotivasi dirinya terlebih dahulu untuk tidak dzalim kepada dirinya sendiri.

Meskipun kata ngalah lebih sering ditujukan kepada kakak, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada kasus yang meminta si adik untuk mengalah. Kata ngalah ini seakan-akan membuat si anak merasa tidak memiliki hak.

Kemudian membuat saudaranya merasa jumawa atau lebih unggul. Maka konflik akan memberikan pengaruh jangka panjang jika kita menyepelekan 2 sifat. Dua sifat yang harus dihindari saat menghadapi anak yang konflik adalah keras dan meremehkan atau mengabaikan mereka (misal orang tua berkata, “Udahlah kamu ngga usah ngomong, biar adek aja!”) .

Kecemburuan

Konflik berasal dari kecemburuan yang pusatnya ada pada rasa ego. Anak yang baru lahir sampai usia 7 tahun itu fitrah egonya sedang tinggi. Anak akan mengalami fase ego ini dengan dua ciri-ciri yaitu sering mengadu dan malas untuk berbagi.
konflik bisa berpeluang menjadi hal baik
Konflik memang bersumber dari ego yang memunculkan kecemburuan. Anak-anak yang tidak memiliki ego maka dia akan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Misal temannya merokok, lalu dia ikut merokok. Tapi bukan berarti bahwa konflik itu buruk. Bukankah di dalam rumah tangga juga ada cara untuk mengatasi konflik sehingga menjadi lebih baik lagi. 

Anak-anak yang ikut-ikutan merokok dan meminum alcohol itu tercipta karena masa kecilnya dirampas dengan kata-kata bagi, ngga boleh gitu, ngga boleh pelit, bagi adiknya, dll. Maka tanpa sadar orang tua yang merampas hak anak ini menimbulkan kebencian antara adik kakak dan membuat dirinya tidak memiliki otoritas (memposisikan bahwa dirinya tidak mempunyai hak untuk menolak).

Fase ego sering kita sikapi dengan salah padahal fase ego inilah yang membuat anak konflik. Karena di umur ini anak tidak mau salah dan inginnya menang sendiri. Fase ego ini yang harus dipersiapkan. Di saat anak ini tahu mau punya adik, itu harus dipersiapkan. Bahwa adik ini jangan sampai menjadi rival-nya.
 

Ujung Aksara

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, sibling rivalry adalah konflik dengan sumber utamanya adalah ego. Namun demikian, ego tidak selalu tentang hal buruk. Justru anak yang mampu memanajemen egonya dengan baik akan membuatnya tidak mudah dipengaruhi lingkungan. Maka dari itu, ketika terjadi konflik pada anak, sebaiknya orang tua hanya berperan sebagai manajer dan bukan menjadi wasit ataupun hakim. Untuk pembahasan sibling rivalry ini akan dilanjutkan pada postingan yang akan datang. 
Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

Post a Comment