#

Artikel Persiapan Pernikahan Untuk Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah

Post a Comment


Menikah merupakan salah satu fase kehidupan yang diidam-idamkan banyak orang. Berdasarkan beberapa artikel persiapan pernikahan, kebanyakan orang berfikir bahwa dengan menikah maka segala permasalahannya pasti berakhir dengan baik.

Ketika Anda memiliki niat menikah yang benar, diikuti dengan persiapan yang matang, maka peluang untuk mendapatkan pernikahahan yang sakinah mawaddah warahmah akan lebih besar. Sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, tentunya ada banyak hal yang perlu Anda persiapkan.

Salah satu persiapannya yaitu belajar ilmu pernikahan, baik melalui webinar, seminar, buku, maupun media lainnya. Kali ini, Anda dapat membaca artikel persiapan pernikahan yang terinspirasi dari webinar Bunda Aniqq Al Faqirah.

Menurut Beliau, orang yang telah memasuki bahtera rumah tangga itu seperti orang yang sedang memasuki hutan belantara. Apabila sudah memutuskan akan menikah, setidaknya Anda harus mengetahui tentang tujuan, dinamika, dan potensi apa saja yang mungkin terjadi selama berumah tangga. Jika tidak, maka Anda akan seperti orang yang tersesat di dalam hutan belantara.

Ada banyak pendapat tentang pengalaman orang yang memasuki hutan belantara. Sebagian orang merasa ketakutan dan penderitaan selama memasukinya. Sebagian lainnya merasa bersemangat dan tertantang untuk bisa menikmati setiap sensasi yang akan tercipta saat menjelajahinya.

Setiap rumah tangga memiliki fase tertentu yang sangat berdampak bagi kehidupannya. Fase tersebut bisa menjadi titik balik untuk membuat Anda menjadi semakin taat atau sebaliknya. Persiapan mental sebelum menikah perlu mendapat perhatian khusus juga untuk menghadapinya.

Apabila mengetahui ilmu dalam mengarungi bahtera rumah tangga, kemungkinan besar Anda akan merasa lebih bersemangat untuk menyelesaikan tantangan-tantangan saat menjelajahinya. Dengan ilmu, logika dan perasaan akan lebih bisa terkendali
persiapan mental sebelum menikah

Tujuan Menikah

Tujuan pernikahan merupakan hal utama yang seharusnya sudah dipahami sebelum ikrar suci diucapkan. Sejauh ini ada banyak tujuan menikah yang sering menjadi impian para pasangan suami istri, diantaranya yaitu ingin memiliki keturunan, mencapai ketenangan, memiliki seseorang yang akan terus membuatnya bahagia, dll.

Pada dasarnya, untuk menetapkann tujuan menikah yang benar juga harus didasarkan akan pemahaman bahwa Islam adalah agama yang berserah. Dengan begitu, sejak awal sudah menyadari bahwa tugas manusia adalah mengusahakan yang terbaik dan soal hasil itu hak Allah SWT.

Sehingga Anda dan pasangan akan menyerahkan diri dan setiap urusan kepada Allah SWT. Latihan yang dapat dilakukan agar bisa menjadi pribadi yang berserah diri yaitu dengan terus melatih kesabaran dan keikhlasan. Anda juga bisa membaca jurnal harian ibu sebagai informasi tambahan.

Perjalanan menjadi pribadi yang berserah diri ini akan menunjukkan seberapa seringnya Anda dapat merasa terhubung dengan Allah SWT. Jika ditarik kesimpulan, ada dua hal pokok yang menjadi tujuan dari suatu pernikahan.

1. Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT

Saat berfikir untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka yang akan timbul di benak Anda yaitu mengenai hal-hal apa saja yang Allah SWT sukai. Kemudian Anda akan berusaha melakukan setiap hal yang Allah SWT sukai dan ridha terhadapnya.

Hal ini juga secara tidak langsung akan membuat alam bawah sadar memperhatikan diri Anda dengan mengontrol setiap keputusan yang akan dibuat. Agar mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT, Anda harus menyadari akan konsep penghambaan.

Penghambaan akan membuat Anda semakin merundukkan ego pribadi. Ibadah adalah proses penghambaan kita kepada Allah SWT, dan menikah adalah salah satu bentuk ibadah. Maka sadari bahwa pasangan Anda saat ini adalah pasangan terbaik untuk Anda.

2. Dakwah Mengajak Kepada Kebaikan

Dengan menikah, maka Anda akan memiliki pasangan yang dapat diajak saling tolong menolong untuk mendukung dalam kebaikan. Saat Anda menyampaikan dakwah namun tidak dihiraukan, maka tanyakan kembali apakah tujuan pernikahan itu untuk dakwah atau untuk ego.

Berdakwah kepada pasangan halal terkadang menemukan kendala. Jika dakwah yang Anda sampaikan tidak mendapatkan respon seperti yang diinginkan, sebaiknya Anda tidak tergesa-gesa untuk marah.

Saat ingin melampiaskan emosi, cobalah untuk menanyakan kepada diri sendiri, "Yang saya lakukan ini dakwah atau ego?" Jika amarah meletup-letup yang muncul, bisa jadi semua itu adalah ego yang sedang ingin diberi makan.

Saat dakwah yang Anda sampaikan tidak dihiraukan, mungkin Anda akan merasa sakit. Tahukah Anda bahwa rasa sakit itu muncul karena seseorang masih menggunakan ego? Jika tidak ingin merasakan sakit yang tiada akhir, akan lebih baik jika Anda fokus memperbaiki diri sendiri.

Semakin besar ingin mengubah pasangan, maka Anda akan semakin berantakan dan keluar dari esensi pernikahan. Semakin Anda bisa melepaskan ego dan tuntutan, maka disitulah pertolongan Allah SWT akan datang. Sedikit demi sedikit, keharusan yang ada dalam benak Anda akan dipatahkan oleh Allah SWT.

Semakin Anda mampu menjalani kehendak Allah SWT, maka Allah SWT yang akan merubah kondisinya dan planning setelah menikah bisa dilakukan dengan baik. Yakinlah bahwa Allah SWT paling mengerti yang terbaik untuk Anda.

Hal Penting Menuju Pelaminan

Ada beberapa hal penting lainnya yang perlu Anda perhatikan terkait persiapan sebelum pernikahan.
persiapan sebelum menikah untuk wanita

1. Niat

Pastikan kembali apakah niat menikahnya sudah benar hanya untuk Allah SWT atau bukan. Kaji kembali niat Anda menikah itu apa.

Ada kalanya niat awal yang baik dan benar terkadang terselip suatu yang menyimpang. Padahal niat merupakan bahan bakar utama yang harus Anda sadari sejak awal, proses, sampai akhirnya.

Jika Anda khawatir niat itu akan ternodai dengan hal-hal yang menyimpang, maka evaluasilah niat itu setiap saat. Apabila saat dievaluasi terselip niat yang tidak benar, Anda bisa langsung memperbarui dan mengembalikannya ke jalur yang benar.

2. Manusia Dinamis

Jika ditanya antara dua pilihan mengenai menjadi manusia dinamis atau manusia statis, kira-kira Anda akan memilih yang mana? Apapun pilihan Anda, faktanya yaitu manusia adalah makhluk dinamis.

Mengalami perubahan adalah suatu keniscayaan. Kedinamisan ini bisa digambarkan pada proses tumbuh kembang balita. Secara bertahap tekstur makan yang dikonsumsinya akan berubah, bukan? Begitu pula kondisi manusia secara umum.

Saat menyadari hal tersebut, Vie akan merespon setiap kondisi dengan iman dan menjadi pribadi yang lebih lentur, serta menjadikan setiap hal yang dilalui sebagai pelajaran baru. 

3. Berpasang-pasangan

Allah SWT menciptakan semua yang ada di dunia ini secara berpasang-pasangan. Sebagaimana siang dan malam, kanan dan kiri, kutub utara dan kutub selatan, begitu pula dengan pasangan hidup.

Anda akan menjumpai bahwa pasangan hidup Anda adalah seseorang dengan karakter yang sekufu sekalgius berlawanan antara satu dan lainnya. Namun di sisi lain hal itulah yang membuat keduanya saling melengkapi.

4. Deep Talk

Pernikahan adalah support system dan support immune yang akan memberi dampak besar bagi kehidupan. Tahukah Anda, pasangan membutuhkan dan menginginkan deep talk agar tidak mudah melakukan pelarian ke game ataupun hal-hal lainnya yang kurang berfaedah.

Deep talk berkualitas akan memperbesar peluang dalam mewujudkan pernikahan sehat. Kemudian Anda dan pasangan bisa saling bertumbuh, meskipun bertumbuhnya melalui tahapannya masing-masing.

Pernahkah Anda berusaha untuk terus menghindari deep talk? Atau mungkin pada waktu bersamaan pernah merasa bahwa Anda dan pasangan sama-sama memiliki krisis kepercayaan dan ingin mencari jalan keluarnya lewat deep talk?

Deep talk merupakan salah satu metode yang diharapkan dapat menjembatani penyelesaian suatu masalah. Hal ini akan berjalan lancar jika Anda bisa dan mau jujur dengan diri Anda sendiri.

Tanpa disadari terkadang seseorang memaksakan standar yang ada pada dirinya untuk membuat suatu keputusan untuk kehidupan orang lain. Akan lebih baik jika Anda dan pasangan mencoba saling memahami standar yang ditetapkan oleh masing-masing lalu mencari titik yang sejalan untuk melangkah.

5. Luka dan Ekspektasi

Tidak jarang dijumpai bahwa orang-orang yang akan menikah masih menyimpan banyak luka. Naasnya, disamping itu mereka juga sama-sama berharap bahwa luka-lukanya akan disembuhkan oleh pasangan halalnya kelak.

Padahal untuk bisa menjalankan peran dengan baik, suami istri harus merdeka serta jelas peran fungsi dan tanggung jawabnya. Bisa dibayangkan ya bagaimana jadinya jika dua orang yang terluka sama-sama berharap agar pasangannya menyembuhkan lukanya? Bukankah akan lebih baik jika keduanya sama-sama menyadari dan menyembuhkan lukanya sendiri? 

Jika belum bisa sembuh sendiri, setidaknya Anda menyadari akan keberadaan luka-luka tersebut dan bertanggung jawab untuk menyembuhkannya. Bantuan pihak lain bisa digunakan untuk membantu penyembuhan jika Anda merasa memerlukannya.

Renungan

Anda tidak bisa memaksa seseorang untuk menyadari bahwa diri mereka sedang terluka. Begitu pula dengan Anda, yang bisa dilakukan yaitu dengan me-release luka yang ada pada diri lalu minta petunjuk dengan mendekat kepada Allah Subhanallahuwata'ala.

Saat dihadapkan pada suatu masalah dan measa menyerah karena hanya ingin menghindar maka bisa jadi akan Alah SWT ulang di pernikahan berikutnya. Jika petunjukknya dengan bersabar, maka bersabarlah dan lihat hikmahnya.

Pastikan bahwa penyelesaian masalah tersebut bukan dalam kondisi sakit. Orang yang memutuskan selesai karena Allah maka Allah akan membantunya. Perbanyak pasrah kepada Allah, bisa jadi masalah itu adalah tikungan.

Pastikan keputusan yang dibuat bukan berdasarkan rasa marah dan rasa sakit. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa masalah pernikahan saat ini adalah hasil copy paste dari problematika pernikahan orang tua Anda.

Ingatlah bahwa solusi terbaik itu datangnya dari Allah SWT. Pasangan melakuan itu karena ada luka batin. perselingkuhan bisa jadi karena seseorang ada luka batin atau krisis kepercayaan. orang yang berselingkuh itu berarti dia sedang terluka.

Saat melakukan sesuatu ujuannya untuk Allah maka itulah momentum terbaik untuk melepas segala kemelekatan yang ada pada diri Anda. Semoga artikel persiapan pernikahan ini bisa sedikit membuka wawasan Anda dari sudut pandang yang berbeda.
Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

Post a Comment