#

Kelas Online Manajemen Keluarga

1 comment
belajar memanage keluarga
Dalam kehidupan berumah tangga, diperlukan ilmu manajemen keluarga yang mumpuni agar langkah selanjutnya bisa tertata dengan lebih baik. Saat berbicara keluarga maka sudah pasti berbicara mengenai pernikahan.

Kalau sudah berbicara mengenai pernikahan, maka pembahasannya pun tidak akan jauh-jauh dari jodoh, khitbah, akad, resepsi, dll. Begitu santernya pembicaran seputar jodoh dan pernikahan yang kemudian euforianya membuat seakan-akan ketika sudah menikah maka semua permasalahan berakhir dan pasti akan selalu bahagia.

Tapi apa iya menikah itu tujuan akhir dari hidup? Bagaimana menurut Vie tentang pernikahan? Lalu apakah Anda sempat bertanya-tanya, perlukah mempelajari ilmu manajemen keluarga? Jika perlu, kapan sebaiknya mempelajari ilmu tersebut?

Sejatinya, pernikahan hanyalah bagian dari kehidupan dan bukan tujuan hidup. Untuk Anda yang saat ini sedang menanti jodohnya, semoga dipertemukan dengan jodoh terbaik pilihan Allah SWT yang kalian juga saling ridha ya. Untuk Anda yang sudah berumah tangga, semoga bisa terus saling mendekat ke Allah SWT dan kalian semakin didekatkan oleh-Nya.

Kenapa perlu mendekat ke Allah SWT dulu? Karena sebanyak apapun ilmu kalau jauh dari-Nya tetap saja ia tidak akan membawa kebahagiaan. Setelah mendekat kepada-Nya, Anda juga perlu mengiringinya dengan ilmu manajemen keluarga. Sehingga Anda bisa membina rumah tangga dengan sebaik mungkin.

Permasalahan Rumah Tangga

contoh masalah di dalam rumah tangga
Kerap kali dijumpai perdebatan dalam rumah tangga yang ujung-ujungnya salah satu memilih diam sambil memendam amarahnya. Sebagian ada yang berpendapat bahwa saat terjadi adu argumen maka sebaiknya salah satu diam.

Sebagian lainnya memilih membiarkannya berlalu dan akhirnya mengendap. Sebenarnya cara mana yang sebaiknya dilakukan? Mendiamkan atau mengkomunikasikan? Agaknya jawaban untuk hal-hal semacam ini cukup tricky karena harus disesuaikan dengan masing-masing persoalan.

Sehingga jawabannya pun tidak bisa disamaratakan. Namun ada pula yang bependapat bahwa jika Anda belum bisa mengkomunikasikan permasalahan besar yang terjadi untuk mendapatkan solusi. Lalu justru lebih memilih kabur atau menghindar, maka sebaiknya jangan terburu-buru menikah.
Jika Anda belum bisa mengkomunikasikan permasalahan besar yang terjadi untuk mendapatkan solusi. Lalu justru lebih memilih kabur atau menghindar, maka sebaiknya jangan terburu-buru menikah.

Komunikasi Lawan Jenis

Konon katanya, bagi yang berencana mau menikah sebaiknya cobalah untuk bertanya pada orang yang usia pernikahannya 1 sampai 2 tahun. Tanyakan pada mereka apa saja yang terjadi setelah akad berlangsung.

Perselisihan apa saja yang mereka lalui dan bagaimana kehidupan orang yang baru saja menikah. Pasalnya ada yang setelah menikah lalu salah satunya masih berkomunikasi dengan sahabatnya (lawan jenis) secara intens.

Bahkan ia lebih memilih untuk memprioritaskan sahabatnya yang lawan jenis itu daripada pasangannya. Ada pula yang masih menyimpan nomor Hp mantannya dan mengapresiasi status dan lain sebagainya lebih dari apresiasinya kepada pasangannya.

Beban Hidup

Sebelum menikah biasanya orang akan berekspektasi tinggi tentang pasangannya. Setelah akad berlangsung dan kehidupan rumahtangga berjalan, biasanya mulai muncul berbagai hal yang tidak sesuai harapan.

Sependek yang saya tahu dan sempat dibahas dengan teman-teman, setelah menikah nanti seyogyanya ekspektasi kita tidak boleh membuat pasangan menjadi merasa down karena dibanding-bandingkan. Ataupun kita yang merasa down karena pasangan tidak sesuai dengan ekspektasi.

Dengan kata lain, syukuri yang ada pada pasangan kita. Karena menurut beberapa kasus, setelah menikah ada suami yang merasa bahwa istri adalah beban baginya. Lalu mengatakan dan memperlakukan istrinya dengan tidak sebagaimana mestinya.

Pada kasus demikian mungkin akan ada yang berpendapat bahwa suami itu bertanggung jawab penuh terhadap istrinya, baik dari segi kebutuhan materil maupun nonmateril. Di lain sisi mungkin juga akan ada yang berpendapat bahwa itu karena kesalahan si istri.

Dua pembahasan di atas hanya sekedar contoh dari sekian banyaknya kemungkinan gelombang kehidupan dalam berumah tangga. Terlepas dari siapa yang salah dan konteks permasalahannya seperti apa, tentunya hal-hal semacam ini membutuhkan ilmu untuk menyelesaikannya.

Kelas Manajemen Keluarga

Belajar manajemen keluarga tidak hanya diperuntukkan bagi yang sudah menikah saja. Bagi Anda yang belum menikah, ilmu ini juga bisa dipelajari sebagai upaya untuk mempersiapkan rumah tangga sakinah mawaddah, warahmah.

Agar Vie sukses mengelola masalah dan meraih keluarga bahagia, ada baiknya jika mulai mempersiapkan bekal ilmu manajemen keluarga sejak saat ini. Biaya pendaftaran Rp 39.000,00 + kode unik bisa dibilang cukup terjangkau dengan materi pembahasan berbobotyang didapatkan.

Keuntungan yang bisa Vie dapatkan jika mengikuti kelas persembahan dari WLC (Women Learning Center) berupa family clinic (Q&A seputar materi), akses grup materi dan grup alumni, challenge berhadiah di akhir kelas, e-sertifikat, dan bonus seri parenting tentang 7 Teladan Rasulullah dalam mendidik anak.
kelas keluarga women learning center

Menu Materi

Kelas manajemen keluarga ini akan dilakukan selama 6 (enam) hari. Hari pertama diisi dengan pembukaan, perkenalan, pengumuman, kontrak belajar, dan informasi pembuka lainnya. Untuk lima hari berikutnya akan diisi sesuai materi yang sudah dijadwalkan.

BAB 1: Biduk Pernikahan: Dari Mana, Akan Kemana Pernikahan

Hal-hal yang akan dibahas pada bab ini yaitu:
a. Idealita vs realita
b. Landasan konsep pernikahan
c. Persiapan pernikahan. Apakah ia jodohku?
d. Kenali diri, kenali pasangan
e. Teknik berdamai dengan diri dan orang lain
f. Pasangan idaman: Suami yang dicintai-Istri yang dirindu

BAB 2 : Komunikasi Sehat Dalam Rumah Tangga

Hal-hal yang akan dibahas pada bab ini yaitu:
a. Tujuh prinsip keberhasilan komunikasi
b. Lima isi komunikasi penguat suami istri
c. Tips menyampaikan koreksi
d. Cara mengekspresikan marah
e. Tips mengajukan permintaan
f. Agar penolakan tak jadi sakit hati
g. Teknik kunci komunikasi efektif

BAB 3 : Kelola Konflik Dengan Cantik

a. Negosiasi konflik yang efektif
b. Teknik mediasi dengan pihak ketiga
c. Strategi pengalihan
d. Teknik merubah perilaku buruk
e. Teknik penyaluran emosi dengan aman
f. Harmoni mertua dan menantu
g. Menjadi pribadi yang tangguh

BAB 4: Menghadirkan Baity Jannati

a. Makna sakinah mawaddah dan rahmah
b. Tips menghidupkan samara dalam keluarga
c. Rahasia tempat-tempat istimewa
d. Taman syurga dalam rumah
e. Agar waktu bersama lebih bermakna
f. Manajemen waktu ibu bekerja
g. Sepuluh pilar rumah tangga muslim

BAB 5 : Kesimpulan dan Bonus Materi

a. Bonus Materi : 7 Teladan Rasul Mendidik Anak
b. Challenge Kelas
c. Evaluasi & Pengumuman Kelas
d. Penutupan Kelas

Mengenai waktu pendaftaran dan pelaksanaan kelasnya bisa Anda dapatkan informasinya ke admin.


Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

1 comment

  1. terimakaih kak atas sharingnya memang betul segala sesuatu membutuhkan ilmu, salah satunya jika di keluarga perlu mengerti ilmu parenting dengan begitu kita bisa memperbaiki dari sisi keluarga dan anak menjadi lebih baik

    ReplyDelete

Post a Comment