#

Belajar Ilmu Ikhlas dari Kehidupan

12 comments

Ikhlas …

Sampai detik ini, sudah berapa banyakkah kata ikhlas yang Vie dengar? Sudah berapa banyakkah orang-orang yang menghadiahkan kata ikhlas untuk Vie? Dari semua hadiah itu, sudahkah Vie belajar ilmu ikhlas dari kehidupan ini?


Tentang Ikhlas

Jika didefinisikan ulang, kira-kira kata apa yang akan Vie gunakan untuk menggambarkan ikhlas secara singkat?

Rela …

Mungkin kata ini yang akan Vie pilih untuk menggambarkan ilmu ikhlas. Memang, tidak banyak yang menggunakan kata rela dalam mendefinisikan ikhlas. Sebagian besar orang lebih memilih mendefinisikan ikhlas dengan tulus.

Terlepas dari penggunaan kata itu, sebenarnya apa sih ikhlas itu sebenarnya? Untuk menambah pemahaman tentang ikhlas, mari simak video dari Ustadz Adi Hidayat berikut.




Dari pembahasan yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat, satu hal yang bisa saya simpulkan yaitu bahwa ikhlas adalah tentang kemurnian. Kemurnian ini benar-benar tidak tercampur oleh hal lain di luar tujuan fokus dari aktivitas. Yang mana seharusnya tujuan seorang muslim adalah menggapai ridha Allah SWT.

Kalimat di atas terasa agak sulit untuk saya cerna. Akan lebih mudah jika kalimatnya menjadi ikhlas adalah momentum dimana kita hanya mengharapkan ridha dari Allah Subhanallahu wata’ala. Ilmu ikhlas ini mewajibkan si pelaku untuk tidak meletakkan harapan selain kepada Allah Subhanallahu wata’ala.

Beberapa contoh persoalan pengalaman hidup tentang ilmu ikhlas berikut ini mungkin akan membantu kita  untuk mencerna video dari Ustadz Adi Hidayat di atas.

Contoh Ilmu Ikhlas

Pada dasarnya setiap aktivitas yang dijalankan oleh kita harus didasari dengan keikhlasan. Vie, bukankah saat kita berharap kepada selain Allah SWT, maka yang ditemui hanya kekecewaan demi kekecewaan?

Coba ingat kembali, adakah kebahagiaan yang abadi saat menggantungkan harapan pada seseorang? Coba renungi kembali. Jika sudah ingat, mungkin Anda akan kembali kepada memori saat dua rasa yang bertentangan itu hadir di waktu yang hampir bersamaan. 

Vie, ingatkah saat Anda merasa sangat amat bahagia lalu beberapa waktu kemudian raut wajah berubah menjadi suram? Seharusnya disitu Vie mulai berfikir, hidup ini hanya permainan dan senda gurau ketika menggantungkan harapan kepada selain Allah SWT.

Berikut ini beberapa kisah  kehidupan yang terdapat ilmu ikhlas di dalamnya. 

Tempat Persinggahan

Pernahkah Vie merasa hanya dijadikan sebagai tempat persinggahan? Diposisikan pada kondisi yang selalu hadir untuk seseorang yang terluka. Vie yang meredakan gelisahnya, menghapus air matanya, dan mencoba membuatnya agar bisa segera tersenyum kembali.

Setelah semua yang Vie lakukan untuknya yang tengah terluka, lalu dia menghilang dengan segala sembuhnya? Menyesakkan memang, saat dia terluka dan Vie merasa telah menjadi obatnya selama ini. Tapi ternyata cinta dan kasih yang Vie anggap tulus itu tidak pernah berarti dimatanya.

Pernahkah Vie merasa seperti itu? Merasa tidak dihargai, diabaikan, dan sia-siakan oleh seseorang yang sangat ingin sekali untuk Vie miliki hatinya? (red: #btw ini terinspirasi samal lagu yang lagi hits :) , Vie tahu kan?)

Atau Vie lebih memilih memposisikan diri sebagai payung yang siap sedia memberikan teduh bagi mereka yang tengah kehujanan. Lalu merelakan mereka untuk melanjutkan perjalanan dan menemui pelanginya?

Aku Tak Tahu Apa-Apa

Jika bisa membuat skenario kehidupan sendiri, mungkin akan menjadi masuk akal saat Vie berlaga seolah-olah tahu segalanya. Tapi faktanya, yang membuat skenario hidup kita adalah Sang Maha Pencipta dan Maha Penyayang. Jadi, masih pantaskah kita mengaku dan berlaga tahu segalanya?

Vie, ada kondisi dimana Anda tidak mengetahui mengapa bisa masuk ke dalam suatu permasalahan. Tapi saat takdir meminta hal itu untuk terjadi, apakah Vie bisa menghindarinya? Saat hujatan demi hujatan yang muncul dari prasangka menghujani langkah Vie, apa yang akan Anda lakukan? 

Sedangkan Vie sendiri tidak mengetahui duduk permasalahannya, bahkan bisa jadi sebetulnya Anda juga tidak bersalah sama sekali.

Aku yang Terluka, Dia yang Kau Obati

Vie, pernahkah merasa bahwa Anda adalah korban dalam suatu peristiwa. Tapi kenyataanya orang-orang justru mengaggap Anda sebagai tersangkanya? Jika berada pada kondisi ini, mungkin Vie akan sedih.

Tidak ada yang salah dengan sedih. Sebagaimana ungkapan yang pernah saya baca pada sebuah artikel, bahwa setiap rasa berhak ada. Setiap rasa itu memang berhak ada. Kita perlu mengakui serta menerimanya. Setelah itu kita juga harus mengalirkannya dengan cara yang tepat.

Sebagai manusia, ada saat dimana kita tidak bisa mengontrol diri sendiri. Namun kondisi ini harus segera kita kendalikan. Kita harus tahu cara mengendalikan diri sendiri. Setelah mengetahui caranya, kita juga perlu membangkitkan diri agar mau dan mampu untuk melakukannya.


Jika dicermati kembali, akan ada satu garis benang merah dari persoalan di atas. Bahwasanya kita adalah seorang hamba yang bertugas untuk berusaha dan berdo'a semaksimal mungkin. Sedangkan hasil itu ranahnya Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Secara teori memang seharusnya kita seperti itu. Tapi bukankah sebagai manusia kita masih sering berangan-angan dan berharap kepada makhluk-Nya. Bahkan kadang kita lupa untuk mengharapkan ridha Allah SWT. Alhasil kita akan menjumpai kekecewaan dan kesedihan saat bergantung kepada selain Allah SWT.

Namun sebelum sampai kepada tahap itu, sebaiknya kita mengawali segala sesuatu dengan niat ikhlas karena Allah Subhanallahu wata'ala. Ucapan niat ikhlas ini  mudah diucapkan, namun pada praktiknya akan dijumpai hal-hal yang mungkin saja mencemari dan membuatnya tidak murni karena Allah SWT.

Soal niat yang ikhlas ini pun kita tidak perlu saling menunjuk. Karena pada dasarnya, segala sesuatu itu kembali kepada diri sendiri. Bukan tentang bagaimana orang lain memperlakukan kita, tapi justru tentang bagaimana reaksi kita kepada orang lain dan kehidupan ini.

Ada salah satu kalimat Ustadz Adi Hidayat yang cukup berkesan untuk saya.

cara agar mampu mempraktekkan ilmu ikhlas
Kalimat Ustadz Adi Hidayat ini mengingatkan saya bahwa ketika kita ingin ikhlas, maka harus ada iman terlebih dahulu. Saat kita beriman kepada Allah SWT maka segala aktivitas akan lebih mudah untuk menjalankannya dengan ikhlas.

Disamping itu ada hal yang perlu kita waspadai, yaitu mengenai inner child. Bisa jadi selama ini kita belum bisa memulai ikhlas karena masih ada inner child di dalam diri. Jika ini yang terjadi, maka kita perlu berdamai dengan inner child yang ada terlebih dahulu.

Bagaimanapun juga, inner child memiliki dampak yang besar bagi kehidupan seseorang. Itulah sebabnya mengapa kita perlu berdamai dahulu dengannya agar bisa belajar ikhlas untuk masa berikutnya.

Setelah semua upaya itu kita lakukan, ada baiknya jika disertai dengan hal-hal yang bisa memotivasi diri sendiri untuk merawat niat ikhlas tersebut. Bukankah segala sesuatu perlu dirawat? Begitu juga dengan ikhlas yang harus selalu dirawat agar tetap subur.

Semoga artikel ini bisa memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai ilmu ikhlas dan cara agar bisa mempraktikkannya dengan lebih baik lagi. Ilmu ikhlas ini perlu untuk terus diupayakan secara bertahap.





Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

12 comments

  1. Susah banget ilmu ikhlas ini, entahlah aku pun masih kudu banyak belajar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sama Mba, harus sering-sering dilatih ya Mba.

      Delete
  2. Ikhlas, rela, tulus. Kata-katanya pada singkat, tetapi untuk pengimplementasiannya sungguh butuh waktu seumur hidup.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus selalu jadi pembelajar kita Mba :)

      Delete
  3. penguatan ikhlas dengan penguatan iman terhadap ketetapan Allah, semoga kita bisa terus merawat ilmu ini, semoga ilmu ikhlas ini selalu menyertai langkah kita, makasih banyak mbak remindernya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perlu saling mengingatkan nih kita Mba :)

      Delete
  4. satu kata yang mudah diucap tapi susah untuk dipraktekkan. yok bisa yok... pelan-pelan dan perlu pembiasaan ya mba...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba, pelan-pelan harus mulai kita benahi ya Mba :)

      Delete
  5. Ikhlas yg bener2 ikhlas itu amat sulit. Pelajaran tersulit dalam hidup. Setidaknya hidupku. Bener² perlu banyak belajar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huum Mba, ayo kita saling menyemangati Mba. :)

      Delete
  6. MasyaAllah, makasih mbak atas pengingatnya. Emang bener sih ikhlas ini gampang teorinya, prakteknya ya susah. Padahal orang kalo ikhlas hidupnya jadi lebih tenang yaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba, sebetulnya kita udah pada tahu kalo hidup tenang itu kuncinya ikhlas. Tapi kita nya masih sering susah mengendalikan diri sendiri.

      Delete

Post a Comment