#

Tips Family Time Agar Bonding Makin Berkualitas

14 comments
keluarga bahagia
Family time merupakan andalan setiap keluarga untuk meningkatkan kualitas bonding antar anggotanya. Bonding time harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar memiliki dampak jangka panjang yang berkualitas.

Saat mendengar tentang family time mungkin sebagian orang akan terbayang tempat liburan yang aestetik dengan budget tinggi. Jika Anda memiliki dana yang cukup untuk family time mewah, maka tidak mengapa melakukannya sesekali waktu.

Sedangkan bagi yang menginginkan family time dengan kesederhanaan, maka pilihlah sesuai dengan situasi, kondisi, dan keuangan dalam rumah tangga Anda. Misal Anda dan keluarga jarang berolahraga di luar rumah, maka pilihlah kegiatan family time yang masih ada kaitannya dengan olahraga.

Contohnya yaitu mengikuti jalan santai yang diadakan oleh suatu instansi. Selain itu Vie juga bisa menyiapkan staycation ramah kantong yang dilengkapi dengan fasilitas kolam renang. Agar bonding makin berkualitas pada saat dan setelah family time, Vie bisa mengaplikasikan beberapa tips berikut.
rahasia family time berkualitas

1. Cinta Karena Allah SWT

Kerap kali manusia berharap kepada sesamanya agar bisa mencintai atau menerima keberadaan dirinya. Harapan-harapan ini terkadang membuat seseorang lupa untuk membersamainya dengan do’a kepada Allah Subhanallahu Wa Ta’ala.

Saat diri menyadari sebagai seorang hamba, seyogyanya Vie akan selalu melibatkan Allah SWT dalam setiap aktivitas yang hendak dilakukan. Karena faktany manusia tidak pernah bisa melakukan apapun tanpa izin dan kehendak-Nya

Maka dari itu, saat akan mengawali aktivitas family time bersama keluarga, sebaiknya awalilah dengan basmallah dan do’a. Sehingga setiap perkara, termasuk perihal menautkan hati dan dan menghadirkan kehangatan cinta di dalam hubungan antar anggota keluarga bisa hadir atas izin dari Allah SWT.

Vie harus memahami betapa pentingnya meminta Allah SWT untuk menautkan hati antar anggota keluarga. Bagaimanapun juga cinta hanya bisa hadir atas izin dari Allah SWT.

2. Pelukan Cinta dari Orang Tua

Hal pertama yang mayoritas orang tua coba penuhi untuk anaknya adalah hal-hal yang berbau materi. Materi memang kerap menjadi prioritas yang justru membuat orang tua lupa akan kebutuhan utama si anak.

Materi memang penting untuk dipenuhi, namun akan lebih baik jika Vie juga menyadari bahwa anak membutuhkan ruang untuk merasakan kenyamanan. Sehingga mereka dapat berkeluh kesah dan menumpahkan segala isi hati dan fikirannya tanpa penolakan ataupun direndahkan.

Salah satu ruang kenyamanan yang bisa orang tua berikan kepada anaknya yaitu pelukan. Pelukan hangat dari orang tua, akan membuat anak merasa dirinya nyaman, aman, dan diterima seutuhnya.
Di luaran sana sebagian anak mungkin pernah berkeluh kesah dengan mengucapkan, “Ya Allah aku tidak sanggup lagi.”
Tidak bisa dipungkiri bahwa kenyataan hidup terkadang membawa anak-anak mengucapkan hal demikian. Kerasnya hidup menjadi sebab sampai mereka kehilangan rasa nyaman akan pelukan orang tuanya.

Belum lagi ketidaknyamanan karena penolakan dan direndahkan oleh orang lain dan lingkungan sekitar. Lain halnya jika permasalahan yang dihadapi anak diimbangi dengan pelukan cinta dari orang tua.

Sepelik apapun permasalahannya, ketika anak mendapatkan pelukan cinta dari orang tuanya, maka akan ada ketenangan di hatinya. Si anak akan merasa lebih nyaman karena memiliki ruang untuk berkeluh kesah tanpa takut dimarahi, direndahkan, atau bahkan diabaikan.

3. Menunda Waktu untuk Bereaksi

Menunda pekerjaan yang sifatnya positif memang tidak dianjurkan. Akan tetapi jika menunda pekerjaan yang dimaksudkan berupa penundaan untuk memberikan reaksi, mungkin perlu dipertimbangkan kembali.

Mengapa perlu dipertimbangkan kembali?

Setiap orang tentu ingin mengekspresikan perasaan yang dimilikinya. Sayangnya tidak semua orang tahu apa yang dirasakan. Minimnya kosa rasa dan kosa kata bisa membuat seseorang kebingungan dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Bagaimana mungkin Vie bisa mengekspresikan perasaannya jika diri sendiri tidak mengetahui nama dari rasa itu. Orang-orang yang mau dan mampu mengekpresikan perasaan seyogyanya sudah mengetahui perasaan yang dialaminya.

Sebagai orang tua, Vie harus tahu, mau, dan mampu untuk mengekspresikan setiap perasaan tersebut kepada setiap anggota keluarga dengan cara yang tepat. Mengapa demikian?

Karena dengan begitu maka hal tersebut akan menjadi contoh dan mengedukasi kepada anak untuk dapat mengekpresikan perasaan yang mereka miliki juga. Setiap anggota keluarga juga bisa meyakinkan diri bahwa orang terdekatnya ternyata sangat menyayanginya.

Saat menginginkan bonding yang kuat saat dan setelah melakukan family time, maka orang tua harus menunjukkan bahwa mereka tidak ragu untuk menunjukkan setiap rasa. Baik itu rasa kasih sayang, cinta, rindu, bahagia, bangga, takut, dan berbagai rasa lainnya dengan cara yang tepat.

Cara menunjukkan rasa-rasa tersebut dapat dilakukan dengan cara mendengarkan setiap cerita mereka secara seksama dan penuh antusias. Dengarkanlah keseluruhan ceritanya sebelum Vie memutuskan untuk memberikan reaksi.

Fikirkan pula reaksi yang akan Vie berikan dan dampaknya kepada anak. Untuk itu, Vie harus memastikan bahwa hanya kata-kata dan do’a terbaik yang mereka dengar, sekalipun orang tua dalam kondisi marah.

4. Waktu yang Berharga

Menyediakan waktu khusus, bukan hanya sisa waktu untuk keluarga.
Perihal waktu, orang tua tentu ingin agar waktunya bisa banyak dihabiskan dengan anak-anaknya. Supaya ada sedikit gambaran, Anda bisa membayangkan perihal ini sebagaimana ilustrasi khotbah tentang waktu. Apabila ingin harapan itu terwujud, Anda harus mengalokasikan waktu khusus untuk merealisasikannya.

Pasalnya, tidak jarang orang tua yang berharap untuk bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama anaknya, tetapi yang terjadi justru tidak demikian. Realisasinya justru orang tua menghabiskan waktu sisanya bersama anak.

Ketika sisa waktu orang tua yang digunakan, maka secara beriringan sisa-sisa lainnya pula yang akan didapatkan oleh anak. Baik itu sisa energi, sisa fikiran, sisa omset kata, dan lain sebagainya.

Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa quality time bersama keluarga menjadi tidak optimal. Padahal quality time bersama anak itu sangat perlu, terutama di usia anak 0 (nol) sampai 5 (lima) tahun.

Usia nol sampai lima tahun merupakan masa perlekatan yang akan menentukan kondisi anak di masa yang akan datang. Sebagaimana webinar yang disampaikan oleh Ibu Elly Risman, bahwa apabila orang tua melakukan upaya perlekatan kepada anak setelah usianya di atas lima tahun, maka hal itu akan sia-sia.

5. Brainstorming

Bonding yang dibangun selama family time bukan hanya tentang curahan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Akan tetapi curahan kasih sayang juga bisa diberikan oleh anak kepada orang tuanya.

Orang tua bisa menggunakan metode brainstorming dengan cara menceritakan kisah perjalanan hidup yang dilaluinya kepada anak. Kemudian mintalah pendapat dan masukan dari mereka mengenai peristiwa yang telah diceritakan.

Sebelum melakukan cara yang satu ini, Anda harus meyakinkan diri bahwa itu bukan sekedar intrik yang seolah-olah membuat mereka ikut berperan dalam hidup Anda dan pasangan. Namun pastikan bahwa hal itu benar-benar dilakukan agar tujuan brainstorming tercapai dan untuk melatih diri dan keluarga untuk saling terbuka, perduli, dan meningkatkan kualitas bonding.

Sebagai orang tua, pastikan bahwa pendapat dari setiap anak itu penting untuk Vie dan pasangan. Izinkanlah mereka menyampaikan pendapat sampai selesai sebelum akhirnya memberikan reaksi atas tanggapan tersebut.

6. Mengakui Kesalahan dan Memaafkan Kesalahan Orang Lain 

Mengakui kesalahan memanglah bukan hal yang mudah. Terlebih lagi saat seseorang dibesarkan dengan pola asuh dan lingkungan yang anti untuk mengakui kesalahan, meminta maaf, dan memaafkan.

Walaupun tidak mudah, Vie perlu keluar dari zona nyaman dan mulai belajar untuk menyadari betapa pentingnya mengakui kesalahan dan bermudah-mudah dalam memberikan maaf. Vie harus keluar dari zona nyaman itu terlebih dahulu agar bisa memberikan contoh kepada anak-anak.

Ketika seorang suami tidak tenang maka seorang istri juga tidak bisa tenang. Apapun kata-kata yang keluar dari mulut seseorang itu sebenarnya tidak terlalu berdampak.

Pasalnya, seseorang sebenarnya bukan merespon dan bereaksi karena mendengarkan kata yang diucapkan, tapi justru disebabkan oleh energi dan emosi yang disampaikan di balik pengucapan tadi. Jika memang sudah melakukan kesalahan, berusahalah untuk mengakui kesalahan.

Akan tetapi jika Vie berada pada posisi korban dari suatu kesalahan yang dilakukan oleh orang lain, maka bermudah-mudahlah untuk memaafkannya. Karena sejatinya memaafkan itu untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain. Hal yang tidak kalah pentingnya yaitu sebelum memaafkan orang lain, belajarlah untuk memaafkan diri sendiri.

Agar tips family time untuk meningkatkan kualitas bonding dalam keluarga bisa terealisasi dengan baik, ada baiknya jika Vie mengkomunikasikannya bersama pasangan terlebih dahulu. Sehingga mindset dan pemahaman sudah satu frekuensi.

Catatan:
Terinspirasi dari feed akun instagram @ummubalqis.blog
Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

14 comments

  1. banyak manfaat bonding bagi keluarga, maka sudah seharusnya setiap keluarga memiliki kegiatan atau kesepakatan untuk sllu melakukan bonding

    ReplyDelete
  2. Family time itu penting banget, karena kemana lagi kita pulang jika tidak untuk keluarga. Adanya bonding yang kuat akan membuat anggota keluarga betah untk tinggal di 'rumah'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali, bonding sangat diperlukan agar bisa selalu nyaman ketika sudah pulang ke rumah

      Delete
  3. Bonding ternyata tak harus selalu berbentuk materi ya. Pelukan dari orang tua ke anak juga menambah bonding. Dan menunda reaksi adalah PR banget untuk orang tua seperti aku.

    ReplyDelete
  4. Salah satu yang paling berat dari orang tua adalah bagaimana cara ia mengendalikan reaksinya kepada anak-anak. Utamanya ketika mereka sedang tantrum. Orang tua termasuk saya sering kelepasan untuk memarahi anak. 🥹

    ReplyDelete
  5. Urusan bonding ini memang penting. Karena dari yang mungkin terlihat sederhana tapi bisa berdampak luar biasa. Dukungan kedua belah pihak dalam keluarga/suami dan istri akan membuat tercapainya peran bonding yang sebenarnya, ya, Kak.

    ReplyDelete
  6. Family time yang baik memang diperlukan banget dalam keluarga, agar keluarga makin solid, makin kompak dan anak merasa nyaman bila bersama kedua orangtuanya

    ReplyDelete
  7. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk bonding ternyata ya. Dengan cara sederhana justru feel nya lebih dapet sih menurutku. Dari olahraga aja udah family time bgt ya mbak.

    ReplyDelete
  8. Wah tercerahkan banget. Klo ortu ngasih sisa waktu tuk anak, maka anak pun akan dapat sisa²nya aja. Itulah pentingnya punya family time ya kak, yg bukan sekedar sisa waktu

    ReplyDelete
  9. Terima kasih insightnya mb Vie...wah baru tau kalau vie bukan hanya utk menyebut nama mb devie tapi juga viewers, unik nih.

    Btw, di samping bonding saat whole family time, kemarin saya baru tersadar soal bonding antara adik kakak. Ini gara2 dua anak saya bareng2 naik bus pulang sekolah, yg mana ini jarang terjadi karena si adik jam pulangnyalebih cepet jd saya jemput duluan. Terus nanti kaka pulang nak bus (tidak dijemput). Berhubung si kk lg mid, jd pulang gasik and mereka pulang bareng naik bis. Waktu itu saya terpikir bonding adik kk 🙂

    ReplyDelete
  10. Family time itu yang penting kualitas, niat karena ibadah dan kesederhanaan. Jangan biasakan keluarga dengan lifestyle bermewah-mewah, walau anda mampu untuk itu. Karena sifat manusia adalah sulit untuk turun level lifestyle setelah terbiasa. Jika anda membiasakan hiling ke tempat-tempat mewah dan mahal, maka saat diajak ke tempat yang kurang mewah, keluarga anda akan protes dan tidak bersyukur. Anda akan disebut pelit dan menurunkan level pelayanan anda pada pasangan dan anak-anak. Karena tidak ada jaminan, ekonomi anda akan selalu berkelimpahan. Itu!!! 😁😂

    ReplyDelete
  11. Makasih insightnya mbak devie, aku setuju nih kalo bonding ini perlu banget dibangun terutama pas anak masih kecil-kecil ya. Yang masih jadi PR buatku adalah menunda bereaksi. Huuftt, untuk emak2 yang punya kesabaran setipis tisu kayak aku gini, ini sungguh butuh banyak latihan kesabaran hehehe. Tapi aku berusaha kok.. Karena ternyata kalo kita bisa tenang, gak buru2 bereaksi apalagi pas anak lagi tantrum, ternyata emang dampaknya keliatan nyata... Anak jadi lebih mudah ditenangkan, aku juga jadi lebih tenang, tetap positif energy, jadi walaupun anak tantrum sampe kayak kesurupan reog, tetap terakomodasi dengan baik dan gak mengganggu produktivitas emak2 haha...

    MasyaAllah... semoga kita bisa jadi orang tua yang baik dn dekat dengan anak2 kita ya mbak...

    ReplyDelete
  12. Membiasakan familytime sejak anak2 kecil sangat bermanfaat supaya keluarga bisa saling terbuka satu sama lain hingga dewasa. Familytime ga hrs yg mahal disaat weekend kruntelan bersama crita hahahihi sesuatu yg menggembirakan (gusti yeni)

    ReplyDelete
  13. Membiasakan diri menyempatkan waktu untuk family time walaupun cuman nonton film yang sudah pernah ditonton tapi rasanya menyenangkan

    ReplyDelete

Post a Comment