#

Tips Ampuh Agar Tidak Dikecewakan Orang yang Disayang

11 comments
Apa yang harus dilakukan jika kita dikecewakan


Memutuskan untuk berumah tangga adalah hal sakral yang tidak bisa dijadikan candaan belaka. Nampaknya tidak jarang orang yang tergesa-gesa memutuskan untuk menikah karena celotehan-celotehan yang tidak mengenakkan.

Tapi bukan berarti ketika ada orang yang memutuskan untuk segera menikah lalu otomatis langsung masuk dalam kategori tergesa-gesa di atas loh ya. Begitu pula sebaliknya. Terkadang ada kondisi yang membuat seseorang harus mengambil keputusan sakral dalam hidupnya.

Bisa jadi bukan karena ingin memainkan agamanya, tapi justru karena dia ingin merawat imannya. Orang mungkin akan menilainya negatif, tapi apatah daya ketika kenyataannya hanya dia dan Allah Subhanahuwata’ala yang paling paham kondisinya.

Dijelaskan seperti apapun orang yang membenci akan tetap benci. Dijabarkan kronologisnya pun tidak akan pernah ada yang bisa memahaminya jika Allah SWT tidak mengizinkan mereka untuk paham. Iya, jalan terbaiknya memang hanya satu yaitu kembali kepada-Nya.

Pembahasan berikutnya ini berkaitan dengan pembahasan sebelumnya. Zoominar gratis yang diadakan oleh Fatherman pada pukul 19.30 WIB tanggal 28 Juli 2022 ini bisa memberikan pencerahan tentang kehidupan berumah tangga.

Zoominar malam itu mengangkat judul Ketika Pasangan Tak Sesuai Harapan dan dinarasumberi oleh Ayah Irwan bersama Ustadz Bendri Jaisyurrahman. Ayah Irwan merupakan seorang praktisi keayahan dan Ustadz Bendri Jaisyurrahman adalah Praktisi Islamic Parenting.

Dikecewakan Orang yang Disayang

Ketika berharap pada seseorang tapi kenyataannya justru tak berjalan sesuai yang diharapkan, maka manusiawi jika ada rasa kecewa. Bagi yang sudah berumah tangga perihal ujian dalam pernikahan semacam ini tentunya akan dialaminya.

Sebagian kecil menyelesaikan persoalan kekecewaan dalam pernikahan dengan bercerai. Semoga Vie termasuk dalam orang-orang yang menyelesaikan permasalahan rumah tangga dengan saling pengertian. Yang mana pengertian hanya akan muncul saat keharmonisan dalam berdialog terbangun atas dasar saling memahami, terutama ketika sesuatu hal tidak sesuai harapan.

Roadmap Pernikahan

Pada zoominar ini disampaikan bahwa saat Vie memutuskan untuk menikah, maka sejak awal harus sudah membuat roadmap pernikahan. Roadmap pernikahan akan menjadi alat untuk mengingatkan tujuan dan rute pernikahan itu nantinya.

Roadmap ini menjadi hal wajib untuk dibuat di awal pernikahan. Pasalnya dari sinilah nantinya Vie akan mengetahui bibit konflik yang sering muncul dan cara meanghadapinya. Saat tujuan akhir dalam berumah tangga adalah surga, maka setidaknya ada 5 tahap roadmap pernikahan yang perlu mendapat perhatian khusus sejak awal.

undangan pernikahan online

1. Pranikah

Sebelum memasuki jenjang pernikahan yang diikat oleh suatu akad, Vie harus mempersiapkan diri dan pasangan sejak tahap pranikah. Umumnya suatu konflik dalam pernikahan akan muncul saat terjadi kondisi dimana calon mempelai laki-laki adalah a man secara fisik tapi a boy secara perkembangan psikologisnya.

Begitu pula dengan wanitanya yang a woman secara fisik namun a girl secara perkembangan psikologis. Saat kondisi ini terjadi, sebenarnya sudah menjadi titik konflik pertama pada tahap pranikah.

Titik konflik ini biasanya akan diikuti dengan persoalan pengetahuan, misalnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan lembaga pernikahan. Sebagai contoh mudahnya yaitu tentang hak, kewajiban, permasalahan, cara mengatasi persoalan, dll. Membekali diri dengan pengetahuan akan pranikah ini sebagai salah satu langkah nyata menjemput cinta.

Nah, pengetahuan seputar lembaga pernikahan ini seharusnya Vie sudah dapatkan dan pahami sejak tahap pranikah. Bayangkan saja jika Vie tidak memiliki wawasan semacam itu sebelum menikah. Tentunya akan banyak konflik yang tidak tertangani dengan baik dan benar karena kurangnya ilmu dan wawasan seputar lembaga pernikahan tersebut.

Disamping itu ada sisi religiusitas yang juga bisa menjadi bibit konflik sejak pranikah. Terutama saat salah satu ataupun sepasang calon mempelai memiliki hubungan yang tidak kuat dengan Allah Subhanallahuwata’ala, maka hal ini akan menjadi embrio konflik untuk tahap roadmap selanjutnya.

2. Setelah Akad (Kita)

roadmap pernikahan tahap 2


Pada tahap kedua inilah letak titik konflik terbanyak, yaitu saat lima tahun awal pernikahan. Setidaknya ada tiga belas (13) titik konflik yang sudah sering disebutkan dalam produk-produk Fatherman.id. 

Contoh dari ketiga belas titik tersebut, misalnya mengenai finansial (konsep uang dan konsep pembelanjaan), kebiasaan (kebiasaan tidur,makan, dan metime), karakter, prinsip hidup, hubungan seksual, dan cara menyelesaikan persoalan.

Orang yang menikah itu berasal dari dua madzhab yang berbeda lalu disatukan dalam suatu akad. Tentunya akan ada perbedaan hutang atau luka pengasuhan, intimacy, pemahaman, pengetahuan, kebiasaan, dll. Disinilah Vie harus bisa mebangun cinta setelah menikah.

Sebagian pasangan menyadari akan perbedaan ini, namun lebih banyak yang tidak menyadarinya. Akhirnya orang yang tidak menyadari hal ini akan terus menuntut pasangannya untuk selalu sama sepertinya. Padahal sejatinya konflik bukan selalu tentang hal negatif, semua itu tergantung individu yang menyikapinya.

Pada tahap kedua harus sudah menyelesaikan konflik satu per satu hingga terselesaikan semuanya sebelum memasuki tahap ketiga. Apabila 13 titik konflik tidak terselesaikan di tahap kedua, maka ia akan terakumulasi sampai tahap ketiga dan berikutnya.

3. Kehadiran Anak (Kita dan anak)

Pada saat ada kehadiran anak, titik konflik yang mungkin muncul yaitu terkait prinsip, pola, dan road pengasuhan. Ketika berada di tahap ketiga, setiap bibit konflik pada tahap ini pun juga harus segera diselesaikan.

Terkadang ada bibit konflik yang membuat pasangan merasa bahwa dirinya sudah tidak disayangi oleh pasangannya semenjak kehadiran anak. Sebagaimana konflik yang mucnul di tahap kedua, apabila konflik tahap ini tidak terselesaikan, maka ia akan terakumulasi menjadi konflik di tahap berikutnya.

4. Saat Anak Beranjak Dewasa (Kita)

Ketika anak beranjak dewasa, biasanya akan muncul konflik dari persoalan adab dan interaksi sosial si anak terhadap orang tuanya maupun lingkungan sekitarnya. Setelah itu anak dewasa dan berumah tangga, lalu pasangan suami istri akan kembali menjalani kehidupan berdua saja.

Pada tahapan ini, ketika semua konflik sebelumnya sudah terselesaikan, maka hubungan keduanya akan semakin menguat. Namun jika konflik-konflik yang ada belum terselesaikan, maka keduanya akan terus bergelut dengan persoalan yang sama.

5. Real Love (Kita)

Setelah semua konflik terselesaikan, komunikasi yang baik akan terus tercipta di dalamnya. Disinilah real love itu akan mulai terlihat. Pernikahan bukan lagi tentang kamu atau saya, tapi tentang kita. Keduanya akan lebih fokus untuk saling menyelamatkan diri, pasangan, dan keluargaya dari siksa api neraka.


Cara Menyelesaikan Konflik

ruang idealita cs ruang realita


1. Pahami

Memahami ini tidak hanya sekedar tahu atau sekedar paham saja. Tapi justru tentang paham sedalam-dalamnya bagaimana cara Vie memahami diri sendiri, pasangan, dan posisi rumah tangga. Vie harus memahami segala kekurangan, kelebihan, harapan yang tidak sesuai dengan keinginan, dan mengapa itu semua terjadi.

Yang namanya memahami lalu ingin membuat rumah tangga lebih bagus dan lebih nyaman, maka perlu didalami untuk setiap aspeknya. Contohnya mendalami kenapa pasangan memiliki kekurangan itu.

Setelah mengetahui bahwa kekurangan itu timbul dari luka pengasuhan, lalu mencari tahu siapa yang akan membantunya berubah. Di sini Vie yang berperan sebagai pakaian bagi pasangan harus membantunya untuk sembuh dari hutang atau luka pengasuhannya di masa kecil.

2. Percaya

Percaya pada konteks ini yaitu mengakui, menerima, dan mempercayai pasangan seutuhnya, baik itu kekurangannya maupun kelebihannya. Kepercayaan adalah hal penting yang harus ada sejak sebelum menikah. Tanpa ada kepercayaan, rumah tangga akan terus diliputi rasa was-was.

3. Menjadi Bintang

Saat memutuskan ke jenjang pelaminan, mayoritas orang akan berfikir bahwa menikah itu untuk bahagia. Padahal akan ada banyak ujian di dalam suatu pernikahan, Sebagai manusia, mayoritas dari orang yang berumah tangga akan menuntut pasangannya untuk memenuhi segala keinginan dan haknya.

Ketika keduanya sama-sama hanya saling menuntut untuk dipenuhi hak-haknya, suasana di dalam rumah akan menjadi tidak harmonis karena adanya kewajiban yang terabaikan. Kondisi semacam ini akan memaksa seseorang untuk menjadi bintang dengan kesadaran penuh.

Menjadi bintang disini yaitu berusaha memberi dengan kesadaran yang utuh. sehingga pribadinya dapat menerima kondisi tersebut dengan lapang dada. Pada akhirnya Vie akan memberikan hak-hak pasangan tanpa mengabaikan haknya atas dirinya. Tentunya semua ini harus disandarkan kepada Allah Subhanallahuwata’ala.

Prinsip dalam Menyelesaikan Konflik

jaga berkah Allah SWT


1. Jaga Berkah Allah Swt

Untuk menjaga keberkahan Allah Swt , sepasang suami istri harus menjaga keberkahan dengan memperbaiki kedekatan dengan-Nya. Misalnya menjaga keberkahan rezeki /makanan serta keberkahan dalam memperlakukan pasangan dan anak.

2. Berangkat Dari Perbedaan

Kerap kali orang berfikir bahwa perbedaan adalah hal yang negatif. Padahal sejak awal pun laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda. Baik itu dari fisik, psikologis, maupun pemikirannya. Yang perlu dipahami dan diyakini yaitu konflik bukanlah sesuatu hal yang melulu tentang negatif.

Ketidaksamaan yang ada justru bisa menjadi media untuk mendewasakan masing-masing pribadi Vie. Misalnya saat salah satu pasangan cemburu ketika pasangannya memuji si anak. Di situlah Vie justru bisa mengetahui cara menyelesaikan persoalan tersebut.

3. Pahami Hal-hal Seputar Pasangan

Hal-hal yang perlu dipahami terkait pasangan, diantaranya yaitu:  

a. Suami lebih lambat berubah dibanding istri

b. Istri lebih egois dibanding suami

c. Suami lebih memikirkan dirinya dibanding istri

d. Suami butuh tantangan dibanding istri

e. Istri lebih membesar-besarkan masalah dibanding suami

f. Istri lebih jujur dibanding suami

g. Suami lebih cepat bahagia dibanding istri

h. Suami berpola emosi lebih stabil dibanding istri

i. Suami lebih mudah bosan dibanding istri

j. Suami lebih senang humor dibanding istri.

Agar Bisa Paham dan Percaya

jernih dihulu, jernih di hilir


1. Menerima Pasangan

Pada dasarnya suatu rumah tangga sudah bisa dilihat semenjak awal, yaitu dari pemahaman suami istri tersebut akan ilmu pranikah. Kemudian masing-masing menydarai bahwa pasangannya adalah ketentuan dari Allah Swt yang diamanahkan kepadanya.

Menerima pasangan ini akan menjadi sulit saat diawal ada hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan. Untuk itu agar lebih mudah dalam menerimanya, Vie perlu memahami bahwa menghormati segala hal yang ada pada pasangan adalah salah satu cara agar bisa menerimanya.

2. Jernih di Hulu, Jernih di Hilir

Saat ingin memahami dan mempercayai pasangan, maka harus meluruskan niat, visi, dan misi yang orientasinya hanya kepada Allah Swt. Pasangan harus menyepakati roadmap pernikahan. Karena di roadmap inilah pasangan akan mengetahui posisi rumah tangganya berada pada tahap apa dan bagaimana solusi menghadapinya.

Setelah itu keduanya fokus untuk menuju kepada hal yang lebih baik dengan cara bersabar dan bersyukur bersamanya. Setelah itu mengkompromikan ruang idealita dan ruang realita diantara keduanya.

3. Meluangkan Waktu

Vie dan pasangan harus meluangkan waktu untuk bisa saling mengenali dan memahami, baik itu tentang kelemahan maupun kekuatannya. Kemudian pastikan bahwa suami pakaian istri dan istri pakaian suami.

Jangan sampai keduanya seakan-akan berpakaian tapi sebetulnya justru telanjang. Lalu buatlah kesepakatan bersama. Jadi ketika menemui konflik bisa langsung menyelesikan permasalahan dan membuat SOP nya.

Sehingga ketika menemui permasalahan yang sama akan lebih mudah untuk menyelesaikannya. Akan tetapi jika Vie dan pasangan tidak mampu untuk saling mengenal dan memahami, maka ada baiknya jika mencari bantuan ke pihak yang berkompeten.

Hal lain lain yang perlu Vie lakukan yaitu harus meluangkan waktu untuk membayar hutang atau luka pengasuhan. Vie harus memeriksa deposit pengasuhan diri sendiri dan pasangan sejak usia 0 sampai 15 tahun.

Setelah memerikasanya, Vie dan pasangan harus berusaha saling menyelesaikan dan membayarnya. Caranya yaitu dengan mengubah kebiasaan dan bukan menghakimi orangnya. Kemudian menciptakan pola baru yang lebih baik.

4. Komunikasi

Komunikasi atau pembicaraan antara Vie dan pasangan ini harus saling mendengarkan, terhubung dan tersambung.Vie perlu mendengarkan pasangan dengan empati agar dia mau berbicara. Memperhatikan, peduli, antusias, turut meraskan, dan menanggapi adalah cara yang bisa Vie lakukan saat berkomunikasi.

Saat berkomunikas dengan pasangan, Vie harus memerhatikannya (deep listening). Deep listening yang dimaksudkan yaitu seluruh olah tubuh dan olah bahasa diarahkan hanya kepada pasangan dan Vie tidak memberikan reaksi, tapi memberikan respon.

Saat Vie akan berbicara kepada pasangan, tanyakanlah pada diri sendiri sebesar apa respek Anda kepada pasangan. Respek yang dimaksud yaitu menghormati, bersangka baik, meghargai, serta meyakini bahwa semua penting dan perlu.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Kita Dikecewakan?

Setelah membaca catatan dari acara zoominar Fatherman.id di atas, Vie pastinya sudah tahu tips ampuh agar tidak dikecewakan orang yang disayang, bukan? Iya, yang harus dilakukan yaitu evaluasi, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta membuat roadmap pernikahan. Semoga catatan kecil dari zoominar ini bisa bermanfaat.




Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

11 comments

  1. Point hal hal seputar pas pasangan bener banget mbak.. yach menikah bukan perkara mudah. Ya bener.. dijelaskan seperti apapun orang yang benci akan tetap benci

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm masih harus banyak belajar nih aku Mba

      Delete
  2. Kalo sudah menikah itu memang harus banyak bersabar dan palingbpenting memang harus saling pengertian dan saling menerima

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih ilmunya Mba, bisa buat belajar aku nih

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Semua ada ilmunya, jangan pernah menutup diri, terus belajar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah ini nih Pak yang harus selalu saya ingetin ke diri sendiri

      Delete
  5. Masyaallah, terima kasih sharing-nya, Mbak. Di awal pernikah semua tampak indah, makin dijalani makin banyak yang harus dimengerti dan dimaklumi, ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi pengen banyak belajar dari yg udah pada pengalaman nih

      Delete
  6. saya udah masuk titik ketiga nih, terkadang ada saja perbedaan visi dalam pola asuh anak,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk kita semangat terus menjadi yg lebih baik dari sebelumnya Mba

      Delete

Post a Comment