#

Reaksi Kurang Nyaman saat Puasa Ramadhan Hari Pertama

Post a Comment

 

Sumber gambar: pixabay.com


Puasa Ramadhan hari pertama jatuh pada tanggal yang berbeda di tahun 2022 ini. Untuk Muhammadiyah memluai puasa hari pertamanya pada tanggal 02 April 2022. Sedangkan NU memulai puasa hari pertamanya pada tanggal 03 April 2022.

Puasa Ramadhan sendiri merupakan hal wajib yang harus dilakukan bagi umat muslim pada setiap tahunnya. Meskipun sudah menjadi kewajiban dan rutin dilakukan sertiap tahunnya, tapi masih saja ada reaksi kurang nyaman yang kadang jadi mengganggu

Untuk itu kita perlu membekali diri dan orang terdekat dengan ilmu saat melaksanakan Puasa Ramadhan hari pertama. Hal ini perlu dilakukan agar kita semua dapat menjalani ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan nyaman.

Jenis Reaksi dan Cara Mengatasinya

Hari pertama saat melakukan Puasa Ramadhan seringkali menimbulkan reaksi kurang nyaman yang terkadang membuat seseorang bertanya-tanya tentang bagaimana cara mengatasinya. Reaksi yang ditimbulkan saat seseorang berpuasa mungkin berbeda-beda.

Dari sekian banyaknya reaksi yang mungkin muncul saat melakukan Puasa Ramadhan, berikut ini yang paling sering dirasakan oleh mayoritas penduduk di Indonesia. Selain akan membahas jenis reaksi, penjelasan berikut ini juga akan menjelaskan cara untuk mengatasinya.

Dehidrasi

Orang yang mengalami dehidrasi ringan akan membuat mood-nya menjadi buruk dan konsentrasinya menurun. Sedangkan pada dehidrasi berat dapat membuat seseorang pingsan, gagal jantung, dan bahkan bisa menyebabkan kematian.

Untuk mengatasi reaksi kurang nyaman ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi air putih yang cukup. Takaran cukup ini tidak bisa dipatok dengan konsumsi 8 gelas per hari. Pasalnya setiap orang memiliki kebutuhan asupan air minum yang berbeda-beda. Untuk itu minumlah jika ada kesempatan. Cukup atau tidaknya konsumsi air putih dapat dilihat dari warna urin yang mendekati jernih.

Merasa Lemas

Saat hari-hari pertama puasa tubuh akan mengalami kekurangan asupan kalori dan gula darah jadi menurun. Kemudian cadangan gula di hati, glikogen otot, dan protein pada jaringan tubuh secara berurutan akan diambil untuk dijadikan energi.

Pada saat bersamaan metabolisme tubuh akan menurun agar bisa lebih menghemat cadangan makan yang ada. Hal ini secara otomatis akan membuat denyut jantung melambat, tekanan darah sedikit menurun, dan membuat orang merasa lemas, pusing, ataupun kelaparan.

Proses ini pada umumnya hanya terjadi pada minggu pertama saat menjalankan Puasa Ramadhan. Selain hal tersebut, rasa lemas juga bisa disebabkan karena anemia, kurang karbohidrat, kelebihan konsumsi garam dan lemak jenuh, gangguan hormon, penyakit kencing manis, liver kronik, atau penyakit lainnya yang belum disadari.

Anemia

Seseorang dikatakan mengalami anemia ketika hemoglobinnya kurang dari 13 g/dl bagi pria dan 12 g/dl bagi wanita. Untuk mengatasi rasa lemas karena anemia bisa dilakukan dengan memenuhi kebutuhan asupan zat besi, asam folat, vitamin B12, dan vitamin C.

Maka dari itu pada saat sahur sebaiknya mengkonsumsi menu makan berbahan dasar hati ayam atau sapi, kuning telur, daging, seafood, sayuran hijau, dan buah segar. Namun jika dirasa perlu maka boleh menambah asupan zat besi dengan suplemen.

Kurang Karbohidrat

Rasa lemas ini bisa saja dirasakan meskipun seseorang tidak mengalami anemia, melainkan karena ia kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. Untuk penyebab yang satu ini dapat diatasi dengan memenuhi kebutuhan asupan karbohidrat. Pemenuhan karbohidrat juga bisa diperoleh dengan konsumsi sayur dan buah.

Kelebihan Mengkonsumsi Garam dan Lemak Jenuh

Terkadang orang tidak menyadari bahwa cemilan dan keripik gurih yang sering disantapnya menjadi sumber dari rasa lemasnya. Untuk itu kontrollah kadar garam dengan membatasi asupan makanan maupun cemilan gurih ketika puasa.

Selain garam, lemak jenuh seperti margarin yang sering dikonsumsi juga bisa menyebabkan seseorang merasa lemas saat menjalankan ibadah puasa. Konsumsi lemak jenuh secara rutin dan berlebih akan menguras energi agar dapat menjalankan sistem pencernaan dengan baik. Maka dari itu, kurangilah konsumsi lemak jenuh jika tidak ingin merasa lemas saat menjalankan ibadah puasa.

Gangguan Hormon

Tubuh memerlukan hormon insulin yang cukup untuk mengubah karbohidrat sederhana (glukosa) menjadi zat energi. Ketika tidak ada cukup insulin maka secara otomatis stamina akan menurun. Hal ini sering dijumpai pada orang yang mengalami diabetes.

Agar keberadaan insulin dalam tubuh tetap stabil, maka hindarilah mengkonsumsi yang manis-manis. Lalu lakukanlah olahraga rutin dan konsumsilah makanan yang bisa merangsang produksi insulin.

Makanan yang bisa merangsang produksi insulin yaitu kerang dan seafood, karena mereka mengandung seng dan asam amino esensial. Konsumi makanan ini sangat dianjurkan, khususnya bagi yang tidak bermasalah dengan makanan tersebut.

Bau Mulut Tidak Sedap

Bau mulut tidak sedap yang dialami seseorang saat berpuasa ini sebenarnya wajar karena sedang terjadi pembersihan pada sistem pencernaan yang terjadi dengan cepat. Akan tetapi hal ini juga bisa disebabkan karena hal lain yang perlu diwaspadai.

Beberapa hal yang dimaksud misalnya karena ada pembusukan sisa makanan di mulut, infeksi (gigi, gusi, mulut, dan tenggorokan), dan tukak lambung. Untuk meminimalisir bau tidak sedap pada mulut dapat dilakukan bebrapa cara seperti menjaga kesehatan gigi dan mulut, minum air putih yang cukup, mengurangi konsumsi protein hewani, dan memperbanyak konsumsi sayur maupun buah.

Buang Gas yang Tidak Seperti Biasanya

Umumnya orang buang gas antara 3 sampai 4 kali dalam sehari. Namun ketika seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman dengan tergesa-gesa, mengkombinasi menu yang tidak serasi dan seimbang, serta mengkonsumsi suplemen serat dan kalsium, maka intensitas buang gas bisa lebih banyak dari biasanya.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka makanlah secara perlahan dan berilah jeda untuk bernafas antara suapan satu dengan suapan berikutnya. Hal berikutnya yang bisa dilakukan yaitu dengan menghindari konsumsi daging berlemak, telur, susu, kacang-kacangan, kubis, brokoli, dan pisang dalam satu waktu yang bersamaan.

Sedangkan untuk konsumsi suplemen, sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Hal-hal yang telah disebutkan ini juga berguna untuk mengatasi cegukan dan sendawa berlebih saat berpuasa.

Sembelit

Seseorang dikatakan mengalami sembelit ketika hanya Buang Air Besar sebanyak 1 kali dalam rentan waktu 2-3 hari. Normalnya orang akan BAB sebanyak 1-3 kali untuk setiap harinya pada hari-hari biasa. Ketika seseorang berpuasa maka normalnya ia akan BAB sebanyak 1-2 kali per harinya.

Sembelit sendiri sebenarnya bukan suatu penyakit, melainkan sebuah gejala dari gangguan fungsi suatu organ. Orang bisa saja mengalami sembelit ketia ia kurang minum, sering menahan buang air, kurang aktivitas, rutin konsumsi obat, mengalami perubahan fisiologis, serta banyak konsumsi makanan berlemak dan protein tapi sedikit serat.

Maka untuk mengatasi reaksi tidak nyaman berupa sembelit ini bisa dilakukan dengan banyak minum air putih, buang air saat merasakannysa, lakukan aktivitas fisik secara rutin, konsumsi makanan kaya serat, dan mengurangi konsumsi obat-obatan.

 

Dari uraian yang telah dijelaskan, ternyata reaksi kurang nyaman saat berpuasa dapat diminimalisir dengan cara yang cukup mudah. Apalagi jika sudah mengetahui ilmunya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk menciptakan puasa yang lebih baik dari sebelumnya.

Sumber:

Hardiansyah. 2011. Puasa Sambil Detox. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

Post a Comment