#

Cara Belajar Ilmu Agama yang Efektif

Post a Comment
malas belajar
Setiap manusia perlu belajar sejak dia dilahirkan sampai ke liang lahat. Sebagian orang bisa dengan mudahnya fokus dalam belajar, dan sebagian lainnya justru mudah merasa bosan saat diminta untuk belajar.

Metode pembelajaran yang digunakan pun tidak bisa disamaratakan antara satu dan yang lainnya. Ada orang yang bisa fokus belajar dalam suasana tenang dan ada pula yang perlu ditemani oleh alunan musik sebagai motivasi agar tidak malas belajar.

Sebagian orang perlu belajar dengan memvisualisasikan materi yang sedang dipelajari. Sebagian sisanya hanya bisa fokus belajar jika dia mempelajarinya sambil melakukan aktivitas lain yang membuatnya nyaman.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut memang harus disesuaikan dengan karakter si pembelajar. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat sasaran diharapkan dapat membuat suasana belajar lebih menyenangkan dan mudah menerima setiap materi yang dipelajari.

Selain anak yang sering merasa bosan, orang tua juga kerap kali tidak memiliki banyak waktu untuk memberikan pelajaran dan curahan kasih sayang saat proses pembelajaran dilaksanakan. Untuk mengatasinya, diperlukan terobosan baru agar keduanya bisa saling transfer ilmu dan kasih sayang dengan baik.

Diantara semua ilmu, belajar ilmu agama islam adalah materi utama dan pertama yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua. Materi awal yang sebaiknya diajarkan yaitu terkait pentingnya pengagungan ilmu. Sedangkan contoh ilmu agama yang harus diajarkan pertama kali yaitu tentang tauhid.

Kedua hal ini penting untuk dipelajari di awal, karena orang yang tidak bertauhid maka ia tidak memahami agamanya. Dan tanpa mempelajari tentang pengagungan ilmu maka seseorang tidak akan tahu bagaimana pentingnya ilmu agama dan mengagungkan ilmu.

Cara Belajar Ilmu Agama yang Efektif

Meskipun pada dasarnya orang tua memiliki peranan yang sama dalam pendidikan anak-anaknya, namun ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Waktu yang dimiliki ibu untuk berinteraksi dengan anak lebih banyak dibandingkan ayah.

Akan tetapi, saat salah satu diantara keduanya tidak memiliki cukup ilmu pengetahuan untuk mendistribusikan ke anak-anak, maka pasangannya harus berusaha untuk memenuhi peran tersebut. Bagaimanapun juga setiap orang adalah individu dengan fitrahnya masing-masing dan anak bukanlah lembaran kosong.

Setiap anak memiliki fitrah dan potensi-potensi istimewa yang perlu digali untuk disadari dan ditumbuh kembangkan lebih baik lagi. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengeluarkan potensi yang dimiliki oleh anak. Sehingga kemungkinan besar bahwa Anda akan memilih rute dan value yang berbeda dalam mendidik setiap anak.

Disamping penyesuaian metode belajar berdasarkan karakter, Anda juga bisa mengelaborasinya dengan beberapa hal berikut.
contoh ilmu agama

1. Awali dengan 5 Menit

Setiap hari siapkan 5 menit untuk belajar membahas satu topik sederhana dengan beberapa poin penting didalamnya. Misalnya memaparkan penjelasan dengan 3 point utama yang mendasari materi saat itu. Ajarilah anak untuk mencatat poin penting dari materi yang telah dijelaskan.

Jika ada yang belum jelas, berikanlah kesempatan padanya dan jelaskan kembali sampai dia memahaminya melalui diskusi singkat. Namun batasi durasi belajar harian itu agar tidak menyita banyak waktu yang akan membuatnya menjadi bosan ataupun merasa terpaksa dalam melakukannya.

Kemudian sisipkan satu pertanyaan diakhir penjelasan dari materi harian tersebut untuk mengetahui tingkat pemahamannya. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, Anda harus sudah menyusun rencana kegiatan dan materi yang akan diajarkan.

Penyiapan materi untuk pembelajaran yang akan dilakukan esok hari mampu mengoptimalkan interaksi selama 5 menit tersebut. Anda bisa mengalokasikan pembelajaran selama 5 menit ini setelah selesai sholat subuh ataupun setelah sholat isya.

2. Evaluasi Pekanan

Alokasikan waktu belajar harian dimulai dari hari Senin sampai hari Jumat. Lalu dilakukan evaluasi pekanan pada hari Sabtu dengan mengerjakan 5 soal selama 25 menit. Pada hari Sabtu tidak perlu memberikan materi tambahan.

Anak hanya perlu membaca kembali catatannya selama 5 hari terakhir. Setiap soal akan memiliki nilai yang sudah disepakati bersama dan akan diakumulasikan pada akhir kegiatan pembelajaran bersama nilai harian dan evaluasi bulanan.

Saat melakukan evaluasi harian, mingguan, dan bulanan, anak tidak diperkenankan untuk membuka catatan. Sebelum ujian berlangsung, anak diperkenankan untuk membaca dan mempelajari materi yang akan diujikan.

3. Evaluasi Bulanan

Setelah 4 minggu, lakukan evaluasi bulanan setiap 1 bulan terakhir dengan memberikan 25 soal sebagai bahan evaluasi. Sebelum evaluasi dilakukan, anak bisa membaca materi selama 1 bulan terakhir yang telah dipelajari dan dicatat. Berikanlah batasan waktu yang proporsional.

Tujuan utama evaluasi bulanan ini yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman, kemajuan, dan kesulitan anak. Sehingga Anda tidak perlu terlalu keras kepada anak jika nilainya kurang memuaskan, karena yang terpenting yaitu pemahamannya setelah mendapatkan ilmu dari Anda.

Disamping itu, akan lebih baik jika Anda mengapresiasi ataupun memberikan hadiah untuknya. Beberapa literatur mengatakan bahwa sebagian orang akan merasa benar-benar di apresiasi saat hadiah yang diterimanya berwujud benda besar dan mahal harganya.

Jika bisa melakukannya, maka itu adalah hal yang bagus. Yang perlu Anda ingat yaitu hal-hal sederhana yang bukan berupa materi pun bisa dijadikan hadiah yang tulus. Misalnya yaitu dengan memberi love language yang diinginkannya atau sering disebut dengan istilah memenuhi baterai kasih sayangnya.

4. Jeda Waktu Istirahat

Supaya belajar ilmu agama tidak terasa membosankan, berikanlah jeda waktu setelah evaluasi bulanan agar anak bisa menyegarkan kembali fikiran dan perasaannya. Waktu 1 sampai 2 minggu sudah cukup untuk membuat si Anak tidak merasa terbebani dengan pembelajaran yang sedang dilakukan.

Selama jeda waktu tersebut, Anda bisa memanfaatkannya untuk mengevaluasi metode belajar yang digunakan dan respon si anak selama ini. Sehingga pembelajaran berikutnya dapat dilakukan dengan lebih mudah bagi kedua pihak dan penuh antusiasme.

5. Pembelajaran Tematik

Berikanlah pembelajaran tematik selama waktu liburan yang sekiranya materi itu adalah kesukaan anak sekaligus materi pembelajaran yang akan mendukung pemahaman akan materi pelajaran sebelumnya. Pembelajaran tematik ini bersifat fleksibel, namun akan lebih baik jika direalisasikan.

Mempelajari hal-hal yang sesuai minat juga akan membuat si anak lebih antusias dan langsung tertuju pada pokok pelajaran. Topik tematik ini diharapkan dapat terintegrasi dengan berbagai mata pelajaran lainnya. Aktivitas ini dapat memantik rasa ingin tahu si anak lebih jauh lagi tentang berbagai hal.

Dari sekian banyaknya materi pelajaran yang ada, belajar ilmu agama adalah hal pertama dan utama yang harus terus dilakukan sejak terlahir ke dunia sampai kembali ke liang lahat. Agar memiliki cukup ilmu untuk diajarkan kepada anak, maka Anda harus mempelajari sedini mungkin dari sumber yang terpercaya

Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

Post a Comment