#

Merawat Bayi 0-3 Bulan Harus Hati-Hati

6 comments
tips merawat bayi lahir caesar
Kehadiran anak adalah suatu kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Karena terlalu bahagia dalam menyambut kehadiran si kecil, terkadang sebagian orang lupa untuk membekali dirinya tentang cara merawat bayi 0-3 bulan.

Masa tersulit mengurus bayi yaitu ketika usianya mulai dari 0 sampai dengan 36 bulan. Terlebih lagi ketika bayi Anda terlahir secara caesar. Pasalnya, jenis persalinan dan cara Anda mengurus bayi di rentang usia tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan mikrobiota yang ada pada si kecil.

Seandainya selama ini Anda melakukan persalinan secara per-vaginam, mempelajari tentang cara merawat bayi 0-3 bulan yang lahir caesar pun tidak ada salahnya jika dipelajari juga. Pasalnya, ilmu semacam ini sama pentingnya seperti ilmu yang diajarkan pada blog-blog bertema pengalaman keluarga.

Webinar

Seiring perkembangan zaman,  para orang tua masa kini tergolong lebih mudah dalam akses informasi seputar dunia parenting dan pernak pernik kehidupan berumah tangga. Selain karena sudah melek teknologi, orang tua zaman sekarang juga sudah banyak yang mau berbagi tentang pengalaman keluarga untuk menjadi pembelajaran bagi orang lain.

Pentingnya edukasi orang tua dalam merawat si kecil ini didukung oleh banyak instansi. Hal ini dapat terlihat dari acara webinar yang diadakan oleh kolaborasi antara SehatQ dan Nutriclub pada tanggal 17 Maret 2023. 

Pada webinar bertema 101 Tips Merawat Si Kecil yang Lahir Caesar, Dokter Jennie membawakan materi sembari ditemani oleh moderator dan Ibu Jean Girsang. Ibu Jean Girsang adalah seorang ibu yang memiliki 2 (dua) orang anak dengan jalur persalinan caesar pada kedua bayinya.

Acara webinar yang diadakan secara online ini berhasil menarik minat lebih dari 200 (dua ratus) audience. Untuk lebih jelasnya, mari simak ringkasan paparan materi dan hasil berbagi pengalaman pribadi dari Ibu Jean Girsang.

Kolonisasi Mikrobiota Pada Manusia

apa itu mikrobiota
Mikrobiota adalah seluruh mikroorganisme yang melakukan kolonisasi pada organ tubuh sejak seseorang lahir sampai meninggal. Contohnya yaitu mikrobiota kulit, paru, dan usus.

Berdasarkan fakta yang dipublikasikan pada situs santacruzcore tentang microbiome, tubuh manusia terdiri dari 43% sel manusia dan 57% sel mikroba. Yang mana 95% mikrobiota berada pada saluran pencernaan.

Mikrobiota pada orang dewasa memiliki berat hingga 2 kg untuk setiap orangnya. Dari data itu dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh tubuh manusia tersusun dari sel mikrobiota.

Peran Penting Flora Usus

“Flora usus normal berperan terhadap kesehatan saluran cerna anak, melalui fungsi tropik, metabolik, dan proteksi terhadap kuman yang masuk.”

Fungsi Tropik

Selain tinggal di dalam usus, mikrobiota juga melakukan interaksi dengan sel-sel usus. Dari interaksi tersebut menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan / diferensiasi sel epitel usus dalam menjalankan perannya sebagai fungsi tropik.

Disamping itu, mikrobiota juga menstimulasi sistem kekebalan lokal (terutama di usus). Dari sini dapat dibayangkan ketika terjadi ketiadaan mikrobiota maka kinerja dinding usus menjadi tidak optimal dan mudah terserang penyakit.

Fungsi Metabolik

Asupan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh itu tidak semuanya bisa dicerna oleh enzim normal yang ada pada usus. Sehingga membutuhkan bantuan mikrobiota untuk melangsungkan proses pencernaan nutrient.

Selain itu, mikrobiota juga memproduksi zat organik, terutama untuk jenis vitamin (K, B2, B9, B12), asam amino, dan asam lemak rantai pendek. Asam lemak rantai pendek merupakan komponen yang memegang peranan penting dalam kesehatan tubuh.

Pada tubuh seorang anak, asam lemak rantai pendek memiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu mempertahankan pH asam lambung, mencegah pertumbuhan kuman pathogen, mengoptimalkan penyerapan ion Ca, Mg, Fe, serta berpengaruh kepada gerakan usus.

Fungsi Proteksi

Mikrobiota menempel pada usus dan ia bertahan disitu. Apabila ada kuman pathogen atau penyebab penyakit lainnya masuk ke usus, maka mikrobiota berkompetisi dengan mereka untuk berlomba-lomba menempel di usus.

Keduanya berkompetisi untuk membuat koloni. Jika mikrobiota bisa lebih dominan untuk menempel di usus, maka kuman penyebab penyakit tidak bisa menempel di usus. Maka dari itu komposisi mikrobiota harus seimbang dan sesuai dengan jenis yang dibutuhkan oleh tubuh.

Gut-Brain Axis

Selain memiliki peran penting di usus, mikrobiota juga memiliki fungsi terhadap tumbuh kembang anak yang lokasinya berada di otak. Sesungguhnya antara otak dan saluran cerna memiliki jalur komunikasi (gut-brain axis) dua arah.

Jalur komunikasi yang dimaksudkan yaitu melalui neurotransmitter. Jadi, ketika ada yang bermasalah dengan saluran pencernaan, maka akan ada masalah perkembangan pada otak, khususnya bagian perkembangan perilaku.

Misalnya yaitu pada anak-anak yang memiliki alergi dengan susu sapi lalu menjadi pribadi yang sulit untuk tidur dan hiperaktif. Hal ini disebabkan oleh kondisi gut brain axis yang mengalami gangguan.

Eubiosis

Eubiosis adalah komposisi mikrobiota yang seimbang dan beragam. Ketika hal ini yang terjadi pada tubuh, maka mikrobiota usus, sistem imunitas saluran pencernaan, fungsi otak, dan sistem saraf pusat akan menjadi normal.

Deubiosis

Deubiosis adalah pergesaran kondisi dari eubiosis. Yang mana pada kondisi ini sistem saraf pusat dan saluran cerna berada dalam kondisi abnormal.

Kondisi ini akan memberikan feed back negatif ke otak yang dapat berupa gangguan perkembangan otak, sistem imunitas, dan masalah perilaku. Selain itu, deubiosis juga akan menurunkan sistem imunitas dan berpotensi memicu terjadinya obesitas, asma, alergi, infeksi, dll.

Perkembangan Mikrobiota Usus Anak

Secara umum, mikrobiota memiliki tiga tahap perkembangan. Hal ini terhitung sejak dimulainya si bayi lahir ke dunia. Yang mana jenis persalinan juga memengaruhi perkembangan mikrobiota usus anak setelah ia lahir ke dunia.

1. Usia 0-6 Bulan

Pintu pertama untuk memasuki fase ini adalah jenis persalinan yang akan memberikan efek terhadap mikrobiota. Perkembangan mikrobiota anak usia 0 – 6 bulan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

a. Jenis Persalinan

Persalinan Per-Vaginam
Persalinan Per-Vaginam adalah proses persalinan bayi yang mana ia akan terlahir melalui vagina. Yang mana ini berarti bahwa mulut atau saluran cerna anak akan terpapar oleh mikroba yang ada di vagina. Mikroba yang ada di vagina yaitu Lactobacillus, Bifidobacterium, dan Bacteroides.

Ketika bakteri-bakteri ini masuk ke dalam saluran pencernaan bayi, maka ia akan mengalami pertumbuhan di dalam usus secara normal. Dengan begitu mereka akan menjalankan fungsi tropic, metabolic, dan proteksi mikrobiota secara optimal. Maka dari itu lebih disarankan untuk melakukan persalinan per-vaginam jika ingin mikrobiota usus bayi normal.

Operasi Caesar
Anak yang lahir dengan jenis persalinan operasi Caesar, ia akan langsung terpapar ke kulit dan tidak akan terpapar dengan mikroba yang ada pada vagina si ibu. Maka mikroba yang akan terpajan yaitu mikroba yang ada pada kulit ibu.

Salah satunya adalah Staphylococcus yang berpotensi menimbulkan penyakit pada bayi dan membuat pertumbuhan mikrobiota usus menjadi abnormal. Ketika kolonisasi usus abnormal, fungsi proteksi yang dilakukan pun akan menurun. Sehingga hal ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya peningkatan infeksi dan alergi.

b. Pemberian Makanan

Untuk bayi usia 0-6 bulan disarankan agar mengonsumsi ASI secara eksklusif tanpa makanan pendamping apapun. Namun di Indonesia masih banyak yang memberikan asupan pendamping selain ASI ketika bayi pada usia 6 bulan pertamanya.

Pada dasarnya, jenis asupan yang diberikan kepada bayi akan memengaruhi perkembangan mikrobiota pada saluran cernanya. Maka dari itu, berhati-hatilah mengenai asupan apa yang nantinya akan diberikan pada bayi, baik itu ASI eksklusif, susu formula, atau fortifikasi.

c. Perjalanan Penggunaan Antibiotik

Antibiotik tidak hanya membunuh kuman jahat, tetapi juga kuman yang baik. Terutama ketika dosis konsumsi antibiotik yang diberikan tidak tepat. Ia justru akan mengganggu mikrobiota usus.

d. Perjalanan Lingkungan

Ketika seorang bayi yang tadinya sudah lama dirawat di Rumah Sakit / NICU kemudian dipindah ke rumah. Maka akan ada perubahan perkembangan mikrobiota di usus bayi karena perjalanan lingkungan tersebut.

2. Usia 6-18 Bulan

Perkembangan mikrobiota usus pada usia ini dipengaruhi oleh pemberian makanan padat yang ada pada si anak. Pada usia ini sebaiknya Anda memberikan berbagai ragam jenis makanan dan mengenalkannya pada makanan yang kaya akan prebiotik.

3. Usia 18-36 Bulan

Pada masa ini formasi mikrobiota usus anak sudah stabil seperti pada orang dewasa.

Cara Mencapai Kondisi Eubiosis Pada Saluran Cerna Bayi

apa itu eubiosis
Bayi yang dilahirkan dengan jalur persalinan per-vaginam akan memiliki potensi lebih besar untuk memiliki kondisi mikrobiota yang normal. Untuk bayi yang dilahirkan melalui jalur operasi Caesar pun masih memiliki kesempatan untuk memiliki kondisi mikrobiota yang normal pula. Berikut ini beberapa cara yangbisa Anda upayakan untuk menciptakan kondisi eubiosis pada saluran cerna anak.

Pemilihan Diet

Pada dasarnya, asupan terbaik untuk seorang bayi adalah ASI dari orang tua kandungnya. Hal ini dikarenakan ASI memiliki kandungan yang spesifik sesuai kebutuhan masing-masing bayi.

Jadi, sebenarnya antar individu memiliki komposisi dan kandungan nutrisi yang berbeda-beda. Secara umum, ASI mengandung nutrisi lengkap yang terdiri dari makronutrien dan mikronutrien.

ASI juga terdiri dari komponen bioaktif berupa antibiotik, hormon, prebiotik, dan probiotik. Komponen bioaktif inilah yang membantu pertumbuhan dan kesehatan bayi.

Di dalam ASI terkandung sekitar 800 jenis bakteri baik dan makanan untuk bakteri baik itu tadi. Prebiotik atau makanan itu bernama Human Milk Oligosaccharides.

Pemberian Prebiotik dan Probiotik

Probiotik merupakan mikroba bernyawa yang berperan pada kesehatan individu. Sedangkan kandungan probiotik pada ASI lebih di dominasi dengan Bifidobacterium. Bakteri Bifidobacterium juga dominan terpapar kepada bayi yang lahir melalui jenis persalinan per-vaginam.

Prebiotik atau makanan untuk probiotik yang terkandung dalam ASI adalah Human Milk Oligosaccharides (HMO). Keberadaan prebiotik akan memengaruhi komposisi dari mikrobiota, karena ia merupakan makanan dari si probiotik.

Prebiotik juga berperan dalam mencegah terjadinya pelekatan bakteri pathogen dan merangsang respon imun. Kadar prebiotik yang tinggi pada ASI berada di kolostrum saat awal-awal mengASIhi. Komposisi lengkap probiotik dan prebiotik pada ASI yang lengkap ini disebut dengan sinbiotik.

Antibiotik Rasional

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi atau disbiosis usus. Berdasarkan penelitian, ketika ibu hamil mengalami infeksi lalu mengkonsumsi antibiotik, maka komposisi Bifidobacterium pada bayinya akan menurun.

Sebagian besar infeksi pada anak disebabkan oleh virus. Jadi jangan terburu-buru mengobatinya dengan antibiotik yang fungsinya untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Vie perlu berhati-hati saat memutuskan untuk memberikan antibiotic kepada anak.

Transplantasi Mikrobiota Feses

Transplantasi mikrobiota feses untuk menjaga komposisi mikrobiota baik ini masih dalam tahap penelitian. Merubah ekosistem mikrobiota pada orang sakit dapat dilakukan dengan mengambil mikrobiota dari feses orang yang sehat.

Setelah diambil, lalu mirkobiota dari feses orang yang sehat ini diproses secara medis untuk dijadikan pil atau cairan. Kemudian produk olahan tadi diberikan kepada orang yang sakit, baik melalui mulut, hidung, ataupun anus.

Menurut penelitian pada orang dewasa, orang sakit yang mulanya berada dalam kondisi disbiosis dapat berubah menjadi eubiosis setelah menggunakan transplantasi mikrobiota feses ini. Akan tetapi untuk pengaplikasian metode ini pada anak-anak masih dalam tahap penelitian.

Kesimpulan

Dari materi webinar yang dipaparkan, ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil.
a. Komposisi mikrobiota memiliki pengaruh penting terhadap kesehatan anak dan pencegahan penyakit.
b. Modifikasi mikrobiota saluran cerna dapat dilakukan dengan pemilihan diet, penggunaan antibiotik yang tepat, pemberian sinbiotik, transplantasi mikrobiota feses.
c. ASI memiliki sinbiotik paling tepat dan spesifik untuk masing-masing bayi.
d. Merawat bayi 0-3 bulan harus dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya mikrobiota sedang mengalami proses perkembangan sampai bayi berusia 36 bulan.



Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

6 comments

  1. Putri keempat di keluarga kami juga dilahirkan secara cesar. Baru tahu banget kalau ada perbedaan signifikan antara perawatan bayi lahir normal dan cesar, dikira ibunya saja yang harus diperhatikan secara khusus pasca cesar.
    Terima kasih Mbak Devie untuk sharing ilmu tentang perawatan bayinya

    ReplyDelete
  2. Memberikan ASI eksklusif menjadi salah satu kunci juga ya, Kak. ternyata ada cara khusus juga perawatan untuk bayi dengan SC. Benar-benar baru tahu

    ReplyDelete
  3. Wah, banyak sekali istilah asing yang aku benar-benar baru tahu.. Nggak nyangka ternyata bagaimana seorang bayi dilahirkan, persalinan normal atau SC, berpengaruh pada cara pengasuhannya. Ini termasuk yang masih baru buatku sih, apalagi istilah-istilahnya itu... Makasih sharingnya mbak Devie...

    ReplyDelete
  4. Wah, ibu-ibu yang habis lahiran serta ayah-ayah baru harus banget nih baca artikel ini. Yang paling penting dari perawatan bayi baru lahir itu adalah pemberian ASI eksklusif, menurut aku...

    ReplyDelete
  5. ada beberapa istilah yang memang baru ku ketahui. Karena penting banget ya mbak merawat bayi 0-3 bulan itu memang ekstra hati-hati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Intinya Mbak Windi.... Usahakan lahiran normal. Operasi caesar hanya jika ada indikasi, alias jika terpaksa saja. Di tempat saya bekerja, banyak ibu-ibu yang lahiran caesar by request...

      Delete

Post a Comment