#

Dampak dari Contoh Mindfulness yang Kurang Tepat di Dunia Ibu

9 comments
contoh mindfulness yang tidak tepat
Pernahkah Anda mendengar curhatan para ibu rumah tangga baik yang sudah diamanahi momongan maupun yang belum?

Berumah tangga memang bukan hal yang mudah dalam menjalaninya. Ada gelombang kehidupan yang harus dilalui menggunakan bahtera super kokoh.

Salah satu komponen untuk membuat bahtera super kokoh yaitu dengan mindfulness. Mindfulness adalah kesadaran penuh yang dimiliki seseorang saat memutuskan dan melakukan sesuatu.

Dampak Mindfulness yang Kurang Tepat pada Kehidupan Seorang Ibu

Pada lirik lagu ibu ku sayang ataupun sholawat ibu lirik, sudah bisa memberikan gambaran tentang kehidupan seorang ibu. Contoh-contoh lirik lagu ibu sedih dan lagu ibu lirik Gus Azmi juga bisa Vie telusuri di search engine jika ingin mengetahui sekelumit kondisi seorang ibu dan upaya seorang perempuan dalam menjadi ibu yang sabar.

Jika sudah mendapatkan bayangan tentang kehidupan seorang ibu. Ada baiknya jika Vie mengetahui dampak dari contoh mindfulness yang kurang tepat mungkin saja dialami oleh seorang ibu.

Mindfulness yang kurang tepat akan membuat seseorang menjadi gegabah dalam mengambil keputusan. Berikut adalah contoh mindfulness kurang tepat yang mungkin dialami oleh istri atau ibu.
mengenal dampak mindfulness yang kurang tepat 

Merasa Sendiri Sampai Jadi Depresi

Rutinitas harian di rumah yang sering diisi dengan urusan perdapuran dan bersih-bersih rumah terkadang membuat seorang istri ataupun ibu menjadi merasa sendirian.Tidak jarang orang memandang remeh pekerjaan seroang ibu rumah tangga.

Pasalnya, walaupun sudah dikerjakan berulang kali tapi nampaknya tidak ada yang dikerjakan karena siklus yang berulang. Sebagai contoh yaitu kegiatan memasak menu praktis. Makanan yang sudah siap saji tentu akan cepat habis setelah disantap oleh anggota keluarga.

Begitu pula kegiatan bersih-bersih rumah, baik menyapu, ngepel lantai, mencuci piring, mencuci baju, menyetrika, dll. Semua pekerjaan itu seakan tidak dikerjakan karena siklusnya yang terus berulang dan cepat menghilang dari pandangan ketika semuanya sudah dilakukan.

Beruntungnya yaitu ketika Anda memiliki anggota keluarga yang mau bahu membahu untuk menyelesaikan pekerjaan domestik rumah tangga bersama. Serta saling menyadari dan menghargai bahwa apapun upaya setiap anggota keluarga adalah hal besar yang perlu untuk diapresiasi dan disyukuri.

Terlalu Merasa Tidak Bermanfaat

Disadari atau tidak, sebagaian perempuan yang sduah menikah juga merasa bahwa dirinya kurang bermanfaat. Terutama yang rutinitas sebelum menikahnya ia aktif di dunia kerja ataupun organisasi.

Saat berkecimpung dalam dunia kerja ataupun organisasi, seseorang akan memiliki tanggung jawab yang harus dituntaskannya. Upaya yang dilakukan dalam memenuhi tanggung jawab menjadikan dirinya merasa lebih bermanfaat.

Dan ketika statusnya sudah menjadi seorang istri atau ibu rumah tangga yang notabene menghabiskan banyak waktu di rumah untuk mengurus keluarga akan membuatnya kehilangan momentum itu. Disitulah fase dimana seorang perempuan menjadi merasa kurang bermanfaat.

Terpuruk Karena Merasa Kurang Pergaulan

Setelah menikah tentu seorang istri harus meminta izin kepada suaminya apabila hendak bepergian dan mengikuti aktivitas tertentu. Bagi yang diberikan keleluasaan untuk eksplore berbagai hal kesukaannya, maka rasa kurang pergaulan akan dapat diminimalisir.

Akan tetapi, bagi seorang istri ataupun ibu yang tidak diizinkan untuk mengikuti berbagai kegiatan luar setelah menikah, maka rasa kurang pergaulan akan lebih mudah menghinggapi. Jika rasa kurang pergaulan terus menerus dipupuk, kemungkinan dirinya akan merasa terpuruk.

Sebelum semakin terpuruk dengan rasa kurangnya pergaulan, Anda perlu mengurai hal-hal tersebut dan memberikan solusi. Yang jelas Anda perlu mengakui, merasakan, dan menerima rasa itu sebelum akhirnya memberikan solusi pada setiap simpul permasalahan yang ada.

Mudah Marah dan Tersinggung

Berkutat dengan rutinitas dan kondisi yang monoton di dalam rumah akan berpotensi membuat seseorang menjadi mudah marah. Ditambah lagi dengan tuntutan dari diri sendiri dan orang disekitarnya yang berharap agar ekspektasi-ekspektasi itu terpenuhi.

Marahnya seseorang juga bisa dipicu karena berbagai hal, misalnya seperti cara seseorang dalam menasehatinya, tangisan anak, kepenatan rutinitas ibu rumah tangga, tuntutan ekonomi, dll. Terlebih lagi jika saat itu kondisi Anda berada pada fase kelelahan, baik lelah secara fisik maupun lelah secara psikis.

Mudah marah dan tersinggung akan cepat tersulut jika Anda berada pada titik terendah. Pemicu amarah ini akan dapat diatasi jika Anda memiliki mindfulness yang baik.

Haruskah Menolak Rasa Itu?

Pada dasarnya semua rasa tersebut, baik marah, merasa kurang pergaulan, merasa kurang bermanfaat, dan merasa sendiri memang ada kalanya perlu dirasakan. Setelah merasakannya, Anda juga harus tahu bagaimana cara menyikapinya dengan mindfulness.

Jadi, Anda tidak perlu menolak rasa tersebut. Contoh mindfulness yang kurang tepat itu dapat diatasi dengan meningkatkan kesadaran diri Anda. Salah satunya yaitu dengan mindfulness dari Bismillahirrahmanirrahim.



Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

9 comments

  1. Alhamdulillah,
    Dengan mindfulness, semua yang kita lakukan seharusnya menjadi lebih bermakna dan waktu yang kita investasikan tersebut akan membuahkan keberhasilan untuk rumah tangga.

    ReplyDelete
  2. Mindfullness selain bermanfaat, kalau kebablasan juga jatuhnya nggak baik ya kak. Kiranya udah kewalahan memang sebaiknya cari bantuan. ❤️

    ReplyDelete
  3. pun Waduh, telaah yang sangat dalam. Dan sepertinya saya pun pernah mengalaminya.

    ReplyDelete
  4. Padahal mindfullness itu sebuah kekuatan, terutama untuk seorang Ibu, tapi ternyata bisa berlebihan dan berdampak tidak baik juga ya

    ReplyDelete
  5. Bila mindfullness kebablasan, dampaknya negatif juga ya kak. Wow, bisa separah itu

    ReplyDelete
  6. Sedikit meluruskan. tidak ada mindfulness yang kebablasan. Justru dengan mindfulness kita mudah menyadari apa yang terjadi dengan pikiran, fisik dan perasaan kita. Adapun pemicu hal hal yang terjadi pada ibu seperti yang disebutkan di atas saya kira bukan karena mindfulness yang keliru, tapi karena memberi makna yang keliru.

    ReplyDelete
  7. Dengan mindful, jadi merasa lebih fokus menikmati hari, karena kadang tuntutan hidup saat ini semuanya serba cepat dan tergesa-gesa sehingga kelelahan sendiri jadinya

    ReplyDelete
  8. Aku lgi belajar mindfullness utk keseharian ku nih Mba, keseringan multitasking jdi gagal fokus dan mindfull dalam ngerjain sesuatu. Bner sih, harus dimulai dgn bismillah dan niat utk Allah jdi berpahala jga yaa

    ReplyDelete
  9. Wah, ini relate banget sama aku hehe. Karena itulah sekarang aku juga lagi belajar mindfullness ini, biar ga stres sendiri. Jadi ibu rumah tangga itu ternyata gak sesederhana itu ya.. Kudu kuat fisik dan mental. Bismillah...

    ReplyDelete

Post a Comment