#

Sifat Wanita Surga oleh Ust. Oemar Mita, Lc

Post a Comment


Mendapat Keridhaan dari Suaminya

Rasullullah menyampaikan dalam Hadits Riwayat Muslim, “Apabila ada seorang wanita yang melaksanakan sholat, puasa, menjaga kehormatan dan taat pada suaminya, sampai suaminya ridha kepadanya maka delapan pintu surga akan memanggilnya dan mempersilahkan nama wanita tersebut untuk melewati pintu surga yang dikehendakinya.”

 Kedudukannya ini hampir seperti Abu Bakar yang mana ketika di surga dipanggil oleh delapan pintu surga. Jihadnya wanita itu terletak kepada suaminya dimana di balik punggung suaminyalah itu ada surga yang menanti. Maka dari itu ketika seorang wanita berbakti kepada suaminya, akan tetapi melakukan sesuatu itu karena mengharapkan timbal balik berupa kebaikan suami maka yang didapatkan hanyalah kekecewaan.

Bagaimanapun juga, suami adalah manusia yang memiliki keterbatasan dimana tidak mungkin ia membalas setiap kebaikan yang seorang istri lakukan. Namun jika istri melakukan kebaikan kepada suami karena dibalik ridhonya suami ada surganya Allah, maka setiap apapun yang melemahkan seorang istri dalam berbuat kebaikan, ia akan dikuatkan bahwa delapan pintu surga yang akan memanggilnya ketika suami ridha akan dirinya.

Kedudukan seorang suami di dalam islam itu lebih besar dibandingkan kedudukan kedua orang tua si istri. Ketaatan kepada suami merupakan bagian dari jihad yang mana ia akan meminta air mata dan ego seorang istri, agar ia bisa menggapai surga. Yang mana surga adalah puncak kenikmatan tertinggi. Perlu dipahami bahwa kenikmatan sebanding dengan pengorbanan. Membaktikan diri setiap saat kepada suami bukanlah perkara yang mudah. Apalagi wanita diciptakan dari tulang rusuk yang paling bengkok dengan fitrahnya yang dikuasai perasaanya dan hatinya yang berubah-ubah. Jika ia bisa menundukkan semua kebengkokan tersebut lalu mengikuti syariat mengenai bagaiman bersikap baik pada suaminya hingga suaminya mengatakan bahwa dia ridha akan istrinya. Meskipun amalan ibadah seorang istri biasa saja, tapi ketika seorang istri mendapatkan ridha dari suaminya makai a telah mendapatkan salah satu tiket surga.

Nabi mengatakan bahwa jika kamu mendapati suamimu mengeluarkan nanah dari ujung kepala sampai ujung jempolnya. Meskipun seorang istri menjilati seluruh nanah yang keluar dari tubuhnya, itupun tidak sebanding dengan segala sesuatu yang diberikan oleh suami. Karena suamilah yang akan menanggung si istri ketika di akhirat. Ketika seorang istri tidak sholat maka yang akan dihisab terlebih dahulu adalah suami. Ketika seorang istri makan berbagai hidangan, maka sebelum ia dihisab yang akan dihisab terlebih dahulu adalah suami.

Karena tanggungan berat yang akan ditanggung oleh suami di akhirat, maka Allah memudahkan seorang istri dengan menyegerakannya di dunia. Penyegeraannya inilah yang meminta air mata dan ego sang istri dalam membaktikan dirinya kepada suami, hingga pada akhirnya suaminya ridha akan dirinya.

Berkat rahmat yang Allah berikan kepada hati suamilah yang kemudian ia rela memberikan gajinya, rumahnya, perhatiannya, kasih sayangnya, dan lain sebagainya. Jika difikir secara logika, seseorang mungkin tidak mau memberikan segala hasil dari kerja kerasnya secara terus menerus kepada orang lain. Tapi tidak dengan seorang suami, mereka mau memberikan segalanya itu untuk istri dan keluarganya.

 Yang Allah SWT minta dari seorang istri dalam beribadah adalah ...

Dimana dirimu pada hati suamimu. Maka disitulah kamu akan mengetahui, apakah kamu akan mendapatkan surga atau neraka.

 Nabi Muhammad SAW mengatakan

“Lihatlah dirimu. Sesungguhnya suamimu itu surgamu dan nerakamu.”

Ketika ada kekurangan pada suami, itu adalah hal yang wajar. Sebesar apapun kekurangan yang dimiliki seorang suami. Selama itu bukan perbuatan syirik dan dosa besar, maka seorang wanita seharusnya memahami bahwa dibalik ridhanya ada surga. Ketika seorang istri tidak mengingat surga dalam membaktikan dirinya kepada suami, maka si istri pasti akan menghitung-hitungnya kebaikannya kepada suami.

Membaktikan diri kepada suami itu bukan tergantung bagaimana perlakuan suami kepada istri. Kewajiban seorang istri tetaplah sebuah kewajiban, ia tidak ada ketergantungan dengan bagaimana seorang suami memperlakukan istrinya. Pahamilah bahwa jihadnya seorang istri adalah kepada suaminya, selama si suami tidak melakukan perbuatan syirik dan dosa. Orang yang datang kedalam kehidupan kita itu ada yang membawa bahagia dan ataupun luka.

Jangan berbuat kebaikan kepada suami karena mengharapkan kebaikannya. Karena itu hanya akan berbuah kelelahan. Lakukanlah kebaikan kepada suami karena dibalik keridhaannya ada surganya Allah. Jadi tidak perlulah kita menggugat takdir.

Seringkali kita menuntut pasangan untuk memenuhi hak-hak kita, padahal kita tidak bisa mengharapkan kesempurnaan dalam setiap hal yang terjadi di hidup kita. Jika semua hal langsung Allah SWT kabulkan, maka bisa jadi kita tidak bisa mendapatkaan pahala kesabaran di akhirat. Sesungguhnya tidak ada yang bisa memuaskan seseorang di dunia ini, kecuali nanti ketika sudah berada di akhirat.

Pada dasarnya, musuh seorang wanita yaitu mengikuti perasaannya. Jika ia selalu mengikuti perasaannya, maka segala ilmunya baik itu tentang dalil, hadits, dll itu hilang. Tapi ketika kita menekan perasaan dan mengikuti petunjuk dalil, maka disitulah kita akan dimuliakan dengan surga. Menikah itu ibadah dan bukan untuk memuaskan keinginan. Yang namanya ibadah itu akan selalu ada ujian. Kalaupun suami kurang ibadah kepada Allah, sesungguhnya itu urusan antara dia dengan Allah.

Wanita-wanita Penduduk Surga

1.    Memiliki banyak cinta kepada keluarga

2.    Mempunyai banyak anak yang ditakdirkan oleh Allah SWT

3. Wanita yang jika ia melakukan kesalahan, suaminya salah, dan suaminya marah, lalu dia rela mendekati suaminya kemudian meletakkan tangannya diatas telapak tangan suaminya dan berkata, “Dan aku tidak akan menarik tanganku sampai kamu ridha kepada diriku.”

Yang menghalangi kita mengikuti syariat adalah perasaan kita. Akan tetapi ketika orientasi kita surga, maka kita akan selalu mengingat surga dalam setiap aktivitas kita. Seorang wanita yang beriman kepada Allah SWT, hari akhir, dan surga, maka ketika ia berbakti pada suaminya akan melakukannya dengan sepenuh hati. Ketika kita bisa merendahkan gengsi, prasangka, dan perasaan kita, maka yang akan melapangkan hati kita adalah Allah. Allah SWT akan melapangkan hati kita ketika kita sudah mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Semakin seorang istri berbakti kepada suaminya, lalu suaminya ridha dan ia meninggal maka ia mendapatkan satu tiket surga.

Jika kita kaji, sebenarnya tugasnya seorang istri ketika menjalani kehidupan ini hanya sebentar yaitu sampai ia meninggal atau suaminya yang meninggal. Maka cobalah kita menghibur diri dan mengesampingkan ego terlebih dahulu. Mintalah kepada Allah untuk bisa istiqomah ketika ingin mendapatkan keridhoan dari suami kita. Sebagai seorang istri, jangan sungkan untuk bertanya, “Ayah ridha ngga sama saya?”. Jika suami menjawab, “Belum”, maka istri tidak perlu kecewa karena itu tidak ada faedahnya.

Tujuan pertanyaan itu diutarakan adalah untuk mengukur posisi kita dihadapan suami itu seperti apa. Diatas muka bumi ini sesungguhnya tidak ada suami yang ideal. Karena terlalu baiknya seorang suami kepada istrinya, ia lebih memilih menyembunyikan beban dan lukanya. Ketika seorang istri bersuudhon kepada suaminya, sesungguhnya tidak ada yang paling berat dengan udhurny istri kecuali suaminya.

Sebagai seorang istri, kita harus selalu mentaati suami dalam setiap hal. Kecuali suami memerintahkan si istri dalam kemaksiatan. Bahkan jika perintah ketaatan dari suami itu datang bersamaan dengan perintah dari orang tua si istri (ibu dan bapaknya), maka perlu paham bahwa memberikan ketaatan kepada suami harus didahulukuan daripada taat kepada orang tuanya. Namun ketika suaminya melakukan dosa besar, maka si istri diberi 2 pilihan yaitu bersabar sampai dia taubat atau mengembalikan mahar yang dulu diberikan kepadanya.

Selama suami tidak melakukan amalan-amalan pembatal islam maka seorang istri wajib berbakti kepadanya untuk mendapatkan surganya Allah SWT. Saat mengingatkan suami, seorang istri harus memperhatikan adab-adabnya. Bagaimanapun juga, seorang suami adalah pemimpin yang pastinya dia memiliki wibawa. Sholihahnya seorang wanita itu diukur dengan bagaimana kededudukannya di hati suaminya. Cobalah bersabar dengan kekurangan suaminya. Ketika kita mengikuti gengsi maka dia tidak akan ada habisnya. Untuk apa kita beriman tapi kita tetap mengikuti gengsi dan meninggalkan petunjuk. Dalam berumah tangga yang harus dihilangkan adalah gengsinya. Ketika melakukan kesalahan, maka meminta maaflah. Meminta maaf itu bukan tentang siapa yang benar dan siapa yang salah. Meminta maaf itu adalah proses kita dalam menghargai setiap perjuangan yang sudah dijalani bersama selama ini antara suami dan istri.


 

Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

Post a Comment