#

KEHAMILAN DI ERA PANDEMI

Post a Comment

 

KEHAMILAN DI ERA PANDEMI

_Kuliah Online _Ummu Balqis & Empat Bulam App

 

 Sumber: Pinterest


BAGAIMANA KETIKA KITA MENGHADAPI KEHAMILAN DI ERA PANDEMI?

·      Pertama-tama kita harus menyambut kedatangan sang janin (buah hati kita) dengan penuh rasa syukur, kegembiraan, dan suka cita karena itu yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada kita.

·      Yang kedua kita harus berhusnudzon kepada ketetapan Allah SWT, karena pasti ada kebaikan, keutamaan, dan ibroh di dalamnya. Terkadang bisa jadi kita sebel atas segala sesuatu tapi baik bagi kita dan bisa jadi kita menyukai sesuatu tetapi itu buruk untuk kita. Maka dari itu kita harus yakini kehamilan kita di era pandemic ini adalah kehamilan yang memang menurut Allah SWT itu sudah yang paling tepat waktunya.

Kalo ibu hamilnya happy dan menerima sepenuhnya maka janin juga bisa merasakan penerimaan dari ibunya.

·      Ketiga, kita harus mengupayakan yang terbaik untuk janin. Tips ala Ummu Balqis mengenai hal yang harus dipersiapkan ketika hamil:

  1. Kondisi jiwa/mental: membaca dzikir pagi petang (ini untuk menenangkan jiwa, kita merasa dilindungi Allah SWT, terhindar dari godaan syaithon, dan terhindar dari segala sesuatu yang membuat hati kita galau), membaca Al-Qur’an (kalo masih mood swing membaca Al-Qur’an nya bisa sambil ngemil yang penting buat senyaman mungkin karena ibu hamil harus tahu apa yang membuat dirinya nyaman), membaca Do’a perlindungan (Au’dzubika lilmatillah hitammati minsyarimakhalak),
  2. Memenuhi syarat-syarat sebab kauniyah kehamilan itu sukses. Misalnya menggunakan masker saat masa pandemic ini, ikuti protocol physical distancing, dan mengikuti saran dokter
  3. Yang dibutuhkan ibu hamil sejak perencanaan sampai melahirkan dan menyusui adalah merasa tenang. Kalau kita hanya membicarakan tentang medis saja maka yang ada hanya rasa khawatir saja.
  4. Secara medis untuk ibu hamil yang masih diperbolehkan untuk berpuasa  walaupun yang paling utama yaitu tetap harus konsultasi dengan dokter yang memegang rutin. Pada usia kehamilan di trimester ke-2 (5,5-6 bulan) dan ke-3 sampai detik-detik melahirkan sebetulnya cukup aman untuk berpuasa dengan syarat-syarat sebagai berikut: mengkonsumsi makan dengan kecukupan nutrisi saat sahur harus terpenuhi (konsumsi 4 sehat 5 sempurna dan cukup cairan hampir mendekati 1 liter, sehingga tidak hanya makan yang asal-asalan), untuk bayi yang kebesaran maka silahkan jika ingin berpuasa karena dengan berpuasa maka bisa mengendalikan ngemil. Kenapa diambil trimester 2 pertengahan sampai akhir? Karena para Bunda harus bisa merasakan sehat atau tidak si dedek yang dapat diketahui salah satunya dari gerakan janin. Gerakan ini baru bisa dirasakan dengan jelas diatas umur 5 bulan untuk anak pertama.
  5. Meskipun sudah merasa bersahur dengan benar namun jika dirasakan ada keluhan berupa keringat dingin, lemas, mau pingsan maka meskipun secara physicaly bunda merasa sehat tetapi puasanya tidak bisa dilanjutkan karena  gejala ini menunjukkan bahwa kadar gula darah dalam dirinya sedang sangat tidak baik. Metabolisme karbohidrat (gula) dalam berbagai sumbernya pada ibu hamil tentunya berbeda pada orang yang tidak hamil karena fungsi dari pancreas yang menghasilkan insulin pun berbeda sehingga hati-hati kalaupun sudah mengusahakan apa yang dijelaskan diatas tapi jika muncul keluhan atau rasa tidak nyaman dari janin maupun bundanya maka tidak bisa melakukan puasa. Perlu ditekankan untuk pemenuhan vitamin dan segala asupan nutrisi pada saat sahur karena kalau saat berbuka segala sesuatunya biasanya sudah dipersiapkan dengan lengkap. Anjuran: sahur 1 porsi, 2 porsi setelah berbuka (mkn & minum periodic) maka kebutuhan cairan & nutrisi per harinya tetap terpenuhi.
  6. Untuk trimester 1 (3 bulan awal) banyak para dokter yang tidak menganjurkan berpuasa bagi para bunda karena pada saat itu adalah masa-masa pembentukan awal organ-organ penting seperti jantung, otak, dll lalu dimatangkan di trimester 2 dan 3. Ketika mual, pusing, dan muntah berlebih lalu malah memutuskan sekalian untuk berpuasa maka itu tidak diizinkan karena akan sangat mengganggu saat proses pembentukan baby dan sangat mengganggu kesiapan rahim, plasenta, dan produksi air ketuban.
  7. Keringanan puasa untuk ibu hamil yaitu para ibu hamil sebenarnya boleh mengambil rukhsoh untuk tidak berpuasa terlebih dahulu karena tidak memungkinkan. Konsekuensinya yaitu meng - qadha puasa (ketika kita hanya mengkhawatirkan keselamatan si ibu) dan meng – qadha puasa dan membayar fidyah (ketika mengkhawatirkan keselamatan si ibu dan si janin)
  8. Ketika usia kehamilan 7 bulan lalu memiliki keluhan infeksi saluran kandung kemih lalu memutuskan tidak puasa, sebenarnya ini sangat disayangkan karena hal ini bisa diatasi dengan memantau dan memenuhi kebutuhan cairan pada tubuh yaitu minum hampir mendkati 1 liter saat sahur dan sisa kebutuhan cairan dipenuhi setelah berbuka secara periodic.
  9. Saat puasa maka cadangan makanan yang ada akan dijadikan bahan untuk memproduksi ASI. Namun hal ini akan membuat rasa ASI nya berbeda dan anak akan memberikan feedback yang berbeda. Mayoritas bunda yang berpuasa maka akan berpengaruh pada kuantitas ASI sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan ASI si baby maka puasanya tidak bisa dilanjutkan.

 

Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

Post a Comment