#

TA’ARUF KHITBAH NIKAH

Post a Comment

TA’ARUF KHITBAH NIKAH

Bang Ical

Founder YKDSM

 

Materi ini saya dapat dari Kajian Pranikah Online yang diselenggarakan oleh @akademipranikah.id. Pada rangkuman ini hanya saya tuliskan poin inti dari yang saya tangkap. Semoga apa yang akan saya sampaikan ini bisa terima dengan baik meskipun tidak terdapat penjelasan yang lebih detail.

 

Yang perlu belajar tentang ta’aruf adalah anak dan orang tua, jadi bukan hanya anak tapi juga orang tua. Agar orang tua paham dan melihat progress baik anaknya. Salah satu yang menjadi kunci sukses taaruf yaitu ortu dan anak memahami tentang ta’aruf lalu menyampaikan keinginan taaruf kepada murabi/murabiah. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikaan saat menuju ta’arfu, antara lain yaitu niat karena Allah SWT, sebelum ta’aruf dapatkan izin dari orang tua terlebih dahulu, siap mental baik lanjut/tidak lanjut, kemudian awali jalani dan akhiri dengan amal sholeh, perbanyak istighfar, dzikir, sholawat, evaluasi proses, dan sering-sering minta do’a dari orang tua.

Pintu rezeki Allah itu luas. Bisa jadi dengan adanya permasalahan keuangan adalah jalan untuk dilapangkan rezekinya, disini tergantung kita menggunakan jalan apa untuk solusinya. Yang harus diperhatikan sebelum membuat CV Ta’aruf yaitu tanyakan apa yang diharapkan oleh orang tua, minta do’a kepada orang tua, dan penting memahami kebiasaan peribadahan ortu/keluarga besar.

Ada banyak kemungkinan yang terjadi Ketika seseorang melakukan ta’aruf. Maka dari itu sebelum melakukan ta’aruf kita perlu mempersiapkan beberapa hal yaitu siap jika calon pasangan tidak seideal keinginan; siap jika tidak lanjut; selalu berprasangka baik kepada Allah mengenai apapun yang nanti akan terjadi; mencari tahu pengenalannya terhadap Allah SWT, Rasulullah, dan Al-Qur’an; mengetahui bagaimana + kapan masa tersulit hidupnya serta cara menghadapinya; bagaimana sikapnya terhadap sesuatu yang tidak disukai; keadaan keluarga dan yang sudah dilakukan bagi keluarganya; rencana dan cara mendidik anak serta jumlah anak yang diinginkan; perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang.

Dalam melaksanakan ta’aruf, tidak jarang dari kita bingung mengenai pertanyaan apa saja yang perlu di sampaikan pada pasangan ta’arufnya. Berikut ini terdapat panduan pertanyaan yang dapat digunakan sebagai acuan ketika ingin mengetahui pasangan ta’aruf kita lebih dalam. Pertanyaan yang bisa diajukan oleh seorang pria kepada calon istrinya yaitu apa tugas istri? ; bagaimana cara memperlakukan mertua? ; bagaimana cara mengatur keuangan? ; bagaimana cara mendidik anak? ; bagaimana cara mengatur waktu jika bekerja?.  Pertanyaan yang bisa diajukan oleh seorang wanita kepada calon suaminya yaitu apa tugas suami? ; bagaimana cara memperlakukan mertua? ; seperti apa semangat dan perjuangan dalam mencari nafkah? ; berapa pendapatan sekarang? darimana cara belajar mencari nafkah? ; bagaimana cara mendidik istri dan anak?.

 

Q N A

  1. Bagaimana jika orang tua belum memiliki pemahaman yang sama tentang taaruf? Jika ada yang mengajukan ta’aruf yang tidak syar’i apakah langsung ditolak?|| Materi yang sudah di share di print lalu dikomunikasikan dengan ortu mengenai ta’aruf sehingga ortu juga mengetehui. Kalau ada sesuatu yang belum sesuai jalan agama maka kita bisa membawanya kepada jalan agama yang benar. Bisa jadi dia belum tahu ilmunya. Dari awal carilah yang sama-sama ingin taat kepada Allah. Jangan khawatir ditolak. Tapi khawatirlah jika jalan yang diambil tidak sesuai syariat.
  2. Bagaimana jika pasangan ta’aruf kita tidak sesuai dengan yang disampaikan  pada CV? Apakah cukup berprasangka baik saja saat ta’aruf? Mengenai domisili setelah menikah, pekerjaan setelah menikah dan gaji pasangan saat ini didiskusikan sejaka awal ta’aruf atau setelah menikah? || Penting menganalisa dari CV Ta’aruf, cek siapa ustad yang terdekat dengan pasangan. Berprasangka baik itu harus ada koridornya, harus ada alat untuk mengecek sebagai kontrolnya. Tetaplah berprasangka baik dan berhati-hati. Dalam proses berumah tangga itu perlu adanya ustadz sebagai pembimbing nikah. Segala sesuatunya dibicarakan diawal agar tidak membawa PR kedalam pernikahan setelah Akad.
  3. Perlukah suami tahu tentang tabungan istri?|| Apa yang dimiliki istri bukan hak dari suami tapi kalau sekedar tahu tidak apa. Harta istri jika disedekahkan pada keluarganya adalah sedekah yang mulia. Karena bisa jadi rezeki suami melalui istri. Istri harus tetap santun dan taat pada suami meskipun bersedekah kepada keluarga.
  4. Orang tua sudah meminta untuk segera menikah tapi murabi menyarankan untuk mencari yang sekufu. Kalo cari yang sekufu nanti lama prosesnya, sedangkan orang tua sudah bersedia untuk mencarikan?|| Sebagai seorang perempuan harus menyiapkan ilmu sebelum menikah. Pentingnya kesiapan penerimaan orang tua akan pasangan kita agar pasangan kita nyaman. Terkait perbedaan pandangan sebaiknya kita lebih memperkaya ilmu kita daripada fanatic pada satu kelompok. Sekufunya juga harus melihat dari sekufunya dengan orang  tua juga. Jika masih minim tentang ilmu. Kuncinya kita 1 Tuhan, 1 syahadat, Nabi kita sama, untuk kesamaan yang lain bisa dicari jalan tengahnya dan jangan fanatic dulu pada 1 kelompok

 


Devie
Perkenalkan, saya adalah de vie. Dalam terjemahan di google translate, de vie berarti kehidupan. Jadi, saya adalah kehidupan :D Pembaca blog ini saya sebut dengan panggilan Vie alias Viewers :) So kita samaan dong :D

Related Posts

Post a Comment